Dosen UWM Temukan Pompa Air Hybrid, Diplot untuk Wilayah Pelosok Minus Listrik | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dosen UWM Temukan Pompa Air Hybrid, Diplot untuk Wilayah Pelosok Minus Listrik

Selasa, 15 September 2015 20:31 WIB

Andrew Joewono ST MT hendak menyalakan saklar untuk menghidupkan pompa air hybrid ciptaannya. foto: devi fitri afriyanti/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dua dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Andrew Joewono ST MT, dan Ir Rasional Sitepu MEng memodif pompa air bertenaga listrik menjadi pompa air tenaga hybrid.

Hasil modifikasi yang membutuhkan dana Rp 16 juta ini, mampu menyemburkan air dengan kapasitas 1 liter per detik.

"Pompa ini termasuk tipe yang masuk dalam tanah. Total 'head' dari masuknya pompa hingga keluar air adalah 50 meter. Pompa yang kami pilih, memiliki daya yang bisa disuplai, dan sesuai kebutuhan serta kemampuan masyarakat," ungkap dia.

Dipilih pompa listrik 1 fase daya 370 watt, karena ini favorit dipilih masyarakat. Mereka menciptakan sistem Panel surya yang sanggup menghasilkan daya hingga 500 watt per hari, dengan catatan mendapat radiasi dari matahari secara langsung selama minimal 4 jam penuh.

Daya yang dihasilkan oleh panel surya disimpan di dalam dua buah aki kering yang diletakkan di bawah instalasi panel surya. Inovasi ini juga melibatkan otomasi dalam pengalihan daya, sehingga apabila semula pompa ditunjang dengan listrik dari PLN, apabila terjadi mati listrik ataupun daya tidak cukup, mesin akan secara otomatis mengambil daya dari aki yang telah terisi tenaga surya.

"Pengoperasiannya butuh listrik, dan kita tahu saat ini listrik masih belum betul-betul merata hingga pelosok. Itu sebabnya saya menggunakan instalasi elektrik hybrid dengan sumber PLN dan energi matahari. Apabila sedang tidak ada listrik, maka pompa bisa langsung mengambil cadangan tenaga dari panel surya sehingga dapat tetap bekerja," urai Andrew, yang mendapatkan inspirasi untuk inovasinya ini dari pengalaman blusukan ke dusun-dusun sekitar Blora, Bojonegoro dan Madiun yang gersang.

Tujuan akhir pompa air tenaga hybrid ini adalah agar masyarakat pelosok bisa menghasilkan air sendiri, meski tak ada aliran listrik. Sehingga tidak sampai kekeringan bersama-sama.

“Biaya sekitar Rp 16 juta kami peroleh dari Dikti untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Kalau ditanggung secara perorangan memang terdengar mahal, tapi kalau itu bisa bermanfaat untuk satu dusun atau beberapa sekaligus, akan menjadi lebih ringan,” tutur Andrew, pada saat memeragakan cara kerja pompa air tenaga hybrid di Gedung Gregorius Kampus Kalijudan UKWMS.

Untuk pola pemakaian sendiri cukup simpel dan untuk didesain mau diaplikasikan di desa pun bisa, dan tidak perlu spesifikasi lebih tinggi lagi. Tapi Andrew mengatakan jika pompa ini masih dalam perbaikan. Alat yang pembuatannya mulai Mei 2015 ini, akan disempurnakan untuk kebutuhan air konsumsi yang dialirkan melalui filter. (sby2/ros)

 

 Tag:   teknologi

Berita Terkait

Bangsaonline Video