Deklarasi SCCF, Menuju Surabaya Kota Kreatif
Selasa, 05 Januari 2016 01:06 WIB
Oleh sebab itu, menurut dia, yang diperlukan sekarang ini bagaimana menggeser itu menjadi industri kratif, sekaligus mendukung pemerintah kota mendapatkan predikat kota kreatif di dunia. "Mosok kalah karo pekalongan rek," tutur Jamhadi yang juga pendiri SCCF.
Untuk promosi industri kreatif di Surabaya, menurut dia, jangan membuat sesuatu yang baru tetapi mengangkat sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang ada. "Termasuk kita kan punya heritage, saya rasa heritagenya Surabaya layak karena kita kota pahlawan. Kita sudah punya desain-desain seperti mlaku-mlaku nang Tunjungan kita sebut kawasan wisata Tunjungan, Kalimas, Jembatan Merah Plasa, Graha Sampurna. Saya rasa itu semua bagian yang melekat yang bisa difokuskan," terangnya.
Dengan julukan kota pahlawan, lanjut Djamhadi, nantinya bisa menghasilkan produk-produk marchandise yang bagus. "Nanti wali kota bikin surat kepada penghuni yang ada di jalan tunjungan supaya toko-toko yang tutup dibuka supaya hidup. Kalau toko-toko itu dibuka berarti kan juga menghidupkan Tunjungan, nanti di situ komunitas, seniman bisa hidup karena mlaku-mlaku di Tunjungan tadi seperti yang ada di Malioboro, jadi itu yang harus di lakukan," bebernya.
Djamhadi juga memuji pemerintah kota yang telah menyelesaikan jembatan kenjeran. "Itu yang kita inginkan dari dulu supaya nanti ada wisata bahari, ada wisata maritim dari kaki Suramadu sampai dengan yang di mangrove. Minimal untuk selfi-selfi membiarkan orang datang dan menambah icon Surabaya juga," puji dia. (sby2/rev)