Djarot Akui Ada Perpecahan di PDIP, Pendukung Risma Gelar Deklarasi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Djarot Akui Ada Perpecahan di PDIP, Pendukung Risma Gelar Deklarasi

Senin, 22 Agustus 2016 02:10 WIB

Djarot Saiful Hidayat

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Hingga kemarin, PDI Perjuangan belum menentukan sikap politiknya terkait Pilgub DKI Jakarta 2017. mengakui bila suara kader belum ada kata sepakat siapa yang akan diusung sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Ketua DPP Bidang Keanggotaan dan Organisasi Djarot Saiful Hidayat mengatakan, perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam dunia politik. Apalagi belum ada keputusan resmi dari DPP .

"Ah itu biasa (pecah suara), sebelum ada keputusan, tapi sesudah ada keputusan mereka laksanakan. Siapapun pasti ada (pro kontra). Tapi secara hati itu mereka menunggu dari keputusan," kata Djarot di Museum Satriamandala, Jakarta Pusat, Minggu (21/8).

Djarot yang juga menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta itu masih belum mau membocorkan siapa kader yang akan diusung dalam Pilgub DKI 2017 nanti. Meski telah diminta untuk mendampingi petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Djarot tetap belum menentukan sikapnya.

Pasalnya, tegas Djarot, dirinya masih menunggu keputusan dari partai yang menaunginya.

"Makanya kita lagi fokus konsolidasi sambil menunggu rekomendasi dari . Jadikan kalau di itu kan kulturnya militan dan selalu terkoordinir, terorganisir dengan baik. Jadi apapun dari keputusan itu selalu," jelasnya.

Meski DPD dan DPC di Jakarta telah menyatakan menolak petahana gubernur DKI Jakarta atau Ahok kembali memimpin, namun apabila sudah ada keputusan DPP akan tetap dilakukan. Sebab DPD dan DPC telah menggunakan haknya untuk menyuarakan aspirasi.

"DPC, DPD sudah menggunakan haknya untuk menyampaikan aspirasi dan sudah diterima di DPP dan di DPP digodok. Kita tunggu rekomendasi dari DPP," tandasnya.

Sebelumnya juga diketahui, berhembus kabar bila Ketua Umum Megawati Soekarnoputri telah memberikan restu terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk berpasangan dengan Djarot Saeful Hidayat.

Djarot mengatakan ada indikasi partainya mengusung petahana Basuki T Purnama bersama dirinya di Pilgub DKI mendatang. Namun keputusan ini masih di tangan sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Ya memang indikasinya ke sana, tapi kita tunggu saja dulu, kita lihat ke depan kan masih banyak perubahan-perubahan," kata Djarot.

Kabar tersebut langsung dibantah Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Achmad Basarah. Menurutnya, isu deklarasikan pasangan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI sengaja dihembuskan oleh pihak tak bertanggung jawab.

"Berita bohong yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya, Minggu (21/8).

Sedangkan Politikus Masinton Pasaribu meminta Ahok tidak mencampuri internal partainya terkait dukungan di Pilkada DKI 2017. Ahok berulang kali mengklaim dirinya didukung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Kami minta supaya jangan ikut-ikut mecah belah. Jangan ikut menyebarkan berita hoax. Urus aja jangan nyolot," tegasnya.

Menurut dia, apapun keputusan nanti adalah hak dan domain . Ahok atau siapapun juga tidak berhak untuk menginformasikan ke publik akan suatu hal yang belum pasti. "Siap aja dirinya jangan campur urusan orang, dapur orang dalam hal ini ," jelas dia.

Masinton mengatakan belum ada pembicaraan internal terkait dukungan partainya. Malah, kata dia setiap informasi yang beredar jika akan dukung Ahok sangat tidak jelas. "Informasi dukung si A itu hoax semua," kata Masinton.

Di sisi lain, meski Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini enggan untuk dicalonkan dalam Pilgub DKI, namun sejumlah elemen pendukung justru menggelar deklarasi seperti yang dilakukan Gerak Indonesia.

Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulyuwati mengumpulkan ratusan warga perwakilan kelurahan di seluruh Jakarta untuk deklarasi mendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini maju sebagai calon gubernur.

"Perwakilan dari 267 kelurahan di Jakarta kami datangkan untuk deklarasi bersama," kata Emi di sela deklarasi di Gedung Joang 45, Sabtu (20/8).

Emi mengklaim semua perwakilan kelurahan telah sepakat menyokong Risma agar mendapat rekomendasi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Emi mengaku bakal mengagendakan acara ramai-ramai datang ke Surabaya menjemput Risma.

Menurut Emi, warga menginginkan Risma memimpin Jakarta karena dianggap telah berhasil mengubah Surabaya menjadi kota yang lebih baik. Dia menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang gagal meneruskan program gubernur terdahulu, Joko Widodo.

Emi menilai Ahok sangat arogan dan tidak mementingkan warga miskin. Sedangkan Risma dianggap sosok yang mampu mengayomi warga Jakarta secara keseluruhan. "Tentunya Bu Risma juga pasti melihat ini dan bersedia datang ke Jakarta," ucapnya.

Emi mengimbuhkan, peluang Risma diusung masih terbuka meski Ahok mengklaim telah mendapat restu dari Megawati untuk berpasangan dengan kader , Djarot Saiful Hidayat. Namun, secara formal dukungan untuk Ahok belum diberikan. Menurut Emi, beberapa waktu lalu Risma juga intensif menjalin komunikasi dengan terkait dengan pencalonan ini.

Emi yakin akan mengutamakan kadernya sendiri daripada mendukung Ahok. Karena itu Gerak Indonesia akan mendorong agar memberi rekomendasi. "Kita langsung aja akan ketemu Bu Mega," tuturnya. (tic/mer/yah/lan)

Sumber: detik.com/merdeka.com

 

sumber : detik.com/merdeka.com

Berita Terkait

Bangsaonline Video