NU akan Jadi Mediator Perdamaian Palestina-Israel?
Editor: MMA
Wartawan: -
Kamis, 14 Juni 2018 17:09 WIB
Oleh: Khariri Makmun
Kunjungan Katib Aam (Sekjen) Syuriyah PBNU KH Yahya Cholil Tsaqub ke Israel atas undangan forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) pada Minggu, 10 Juni 2018 masih menyisakan kontroversi dan perdebatan hangat di jagat sosmed dan ranah publik.
BACA JUGA:
Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang
Hari Perdamaian Internasional, Khofifah Ajak Semua Pihak Terus Serukan Perdamaian di Palestina
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Pelakunya Diduga Agen Israel
Pertemuan 5 Kader NU dengan Presiden Israel, Nawawi: Karena Gus Yahya Mencontohkan Hal yang Sama
Setelah kunjungan tersebut sebagian internal NU menganggap bahwa NU memiliki modal untuk menjadi mediator perdamaian Palestina-Israel.
Ada beberapa pertanyaan dan catatan yang bisa kita ajukan untuk melihat kemungkinan NU melakukan kerja besar dalam proyek perdamaian Palestina - Israel, sehingga keinginan ini tidak terkesan bombastis, tapi terukur sesuai kapasitas dan modalitas NU.
1. Jika NU benar-benar serius ingin menjadi mediator Perdamaian Israel - Palestina, kira-kira modal sosial sebesar apa yang dimiliki? Selama ini negara-negara besar dan berpengaruh sekelas AS, Rusia, Arab Saudi dll, begitu juga organisasi internasional sekelas PBB dan OKI sudah terjun langsung mengawal dan menjadi mediator perdamaian Israel-Palestina, tapi hasilnya tetap tidak ada kemajuan.
2. Kira-kira siapa tokoh NU yg berpengaruh didunia internasional yg dapat diandalkan untuk memimpin delegasi sebagai mediator perdamaian?
3. Apakah NU memiliki sumber-sumber finansial yang konkrit dan rasional untuk mengelola negosiasi dan perundingan kedua belah pihak ? Modal finansial yang kuat dan independen sangat dibutuhkan utk membiyai seluruh proses serta menjaga netralitas posisi NU. Kalaupun ada anggaran dari luar, anggaran tersebut tidak boleh diperoleh dari pihak yang terlibat konflik.
4. Solusi apa yang akan ditawarkan tim mediator NU yang kira-kira dapat diterima kedua belah pihak? apakah solusi two state solution atau tawaran lain?