​Sumamburat: Hijrah "Membentuk Hukum Dasar" | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Sumamburat: Hijrah "Membentuk Hukum Dasar"

Editor: Redaksi
Wartawan: --
Selasa, 11 September 2018 21:49 WIB

Dr H Suparto Wijoyo.

Oleh: Suparto Wijoyo*

RENTANG waktu antara 16 Juli-20 September 622 merupakan titik historis yang menarasikan bermilyar pendar peradaban baru dari sosok paling mulia, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Deret waktu yang menggerakkan zaman yang sangat fenomenal. Inilah yang terjadi 1440 tahun yang lalu dan akan terus menginspirasi siapa saja yang hendak membangkitkan sebuah era yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan kemajuannya seperti terekam dalam kisah-kisah berikutnya. Dari keterusiran dapat mencapai kemenangan gemilang dengan menerima substansi “gencatan senjata” produk Perjanjian Hudaibiyah, di bulan Maret 628 M. Tiada disangka oleh kaum kafirun maupun munafikun mengenai kekuatan yang sedang dikonstruksi Nabi Muhammad SAW. Terjadi akumulasi kekuatan muslim dari sang organisatoris teragung dalam sejarah manusia termasuk melalui fase Fathul Makkah tahun 630 M.

Kita memaknai “penundukan Makkah” itu manifes rahmatan lil alamin kenabian Muhammad SAW. Dalam momentum ketertundukan Kaum Qurays Makkah kepada Rasulullah inilah terdapat orasi persaudaraan yang menciptakan Hari Kasih Sayang, yaumul marhamah, jauh sebelum ada era “Hari Cinta Kasih”. Dalam kesempatan Fathul Makkah inilah, Rasulullah SAW berpidato kepada Kaum Quraisy dan Kaum Muslimin dengan pesan pasedulurannya: “Ya, kafir Quraisy, laisa hadza yaumul malhamah, wala kin hadza yaumul marhamah, waantum thulaqo”. Renungkan ungkapan yang luar biasa dari Rasulullah ini: Wahai kafir Quraisy, hari ini bukanlah hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang (hari persaudaraan), dan kalian semua kami bebaskan”.

Kisah Hijrah dan lembaran historis Fathul Makkah telah memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa terhadap minoritas Kafir Quraiys, Nabi Muhammad SAW memperlakukan maklumat persaudaraan, bukan pembantaian seperti yang terjadi di kini di banyak negara terhadap umat Islam. Pidato Fathul Makkah Sang Nabi Muhammad SAW sejatinya menjadi pengamalan laku Muslim di manapun. Bukankah dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 13 telah diberikan pula arahan hidup berbangsa: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

Sumber: Suparto Wijoyo

 

sumber : Suparto Wijoyo

 Tag:   Opini sumamburat

Berita Terkait

Bangsaonline Video