Sumamburat: Berimlek Mengingat Gus Dur | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Sumamburat: Berimlek Mengingat Gus Dur

Editor: Redaksi
Wartawan: --
Rabu, 06 Februari 2019 15:35 WIB

Suparto Wijoyo.

Jangan usreg tentang politik yang sesungguhnya dapat dirembug bersama. Merangkul dan menyuarahan kehendak untuk selalu mau berbagi itulah yang harus diteladani. Saat Imlek dengan damai sebaiknya dilakukan setiap waktu. Damai mestinya menjadi jiwa keseharian yang terus perlu dipupuk untuk memberikan apa yang menjadi hak sesama.

Hukum lingkungan secara tematik harus pula mengajarkan kemaslahatan bagi manusia. Dengan hukum manusia selayaknya samakin kokoh dalam bersahabat untuk jalinan humanisme yang tidak bertepi. Apabila hukum membuat manusia saling mencurigai dan berprasangka dengan implikasi terbesar berupa permusuhan, maka hukum tidak lebih dari sampah peradaban. Hukum yang tidak menjalin kasih sayang antara sesama anak manusia adalah hukum yang tidak bermakna.

Hukum tidak dibangun atas nama hukum sebab hukum bukanlah produk dari hukum dalam takaran asalinya. Hukum adalah produk kemanusiaan yang tanpa manusia tidak ada hukum. Manusia dapat hidup tanpa hukum dalam artian yang memahami hukum seperti sekarang yang ditakar berupa jahitan aturan yang dibalut dengan nama undang-undang.

Manusia menyadari dalam perkembangan sejarahnya bahwa hidup perlu ditata dan untuk menatanya manusia membutuhkan hukum. Dengan demikian hukum adalah sekadar alat untuk menata manusia dan manusia boleh menggantinya apabila hukum hadir justru tidak mensejahterakannya.

Hukum yang tidak membahagiakan manusia jelaslah sebagai hukum yang kehilangan dirinya sendiri. Hukum yang tidak berkeberpihakan pada penebaran kasih sayang manusia adalah hukum yang tidak berguna. Janganlah atas nama hukum kita amputasi cinta kasih sesama manusia Indonesia yang lagi berbelah pilihan politiknya. Imlek tidak perlu dibenturkan dengan merajut historisnya yang lahir dari rekaan. Semua diterima saja sebagai pesan bahwa ada pembaruan saat peringati Imlek. Kita selalu menebarkan kasih sayang kepada sesama setiap saat. Maka hari-hari kita adalah hari-hari penuh kasih dan syarat makna bagi kecintaan bagi sesama.

Marilah berhukum dengan cinta dan Imlek menorehkan pesan: kita selalu terlahir baru dalam setiap saatnya. Selamat berimlek dan doa untuk almarhum Gus Dur. Alfatiha.

*Dr H Suparto Wijoyo: Esais, Pengajar Hukum Lingkungan Fakultas Hukum, Koordinator Magister Sains Hukum dan Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Sekretaris Badan Pertimbangan Fakultas Hukum Universitas Airlangga serta Ketua Pusat Kajian Mitra Otonomi Daerah Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Sumber: Suparto Wijoyo

 

sumber : Suparto Wijoyo

Berita Terkait

Bangsaonline Video