Politisi PDIP Sindir Jokowi: Perlu Kartu Kaya, Masuk Surga, Anti Galau
Rabu, 05 November 2014 14:47 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi pernyataan anggota
DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon.
Sebelumnya, Effendi Simbolon mengatakan Jusuf Kalla begitu bernafsu menaikkan
harga BBM. Bahkan Effendi mencurigai ada kepentingan kaum neoliberal yang
menyusup ke kabinet Jokowi-JK.
Namun JK menanggapi santai pernyataan politikus PDIP itu. "Itu statment
pribadi saja," kata Kalla di Konferensi Indonesia Infrastructure Week
2014, JCC, Jakarta, Rabu 5 November 2014.
JK menjelaskan, semua rencana menaikkan harga BBM baru akan dilakukan setelah
strategi pemerintah dianggap matang. Salah satunya, setelah dipastikan
pemerintah menyiapkan kompensasi. "Tentu harus ada kompensasi dulu,"
kata JK.
Sebelumnya, JK pernah mengatakan bahwa subsisi akan dikurangi untuk menekan
defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Subsidi BBM dinilai
sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan di Indonesia dengan kondisi
perekonomian saat ini.
"Dengan subsidi dicabut, kita bisa berkonsentrasi untuk membuat negeri ini
lebih sehat melalui pembangunan lebih banyak jalan, rumah sakit, dan lain-lain.
Kami akan kurangi subsidi. Dengan begitu, kita memindahkan hal konsumtif ke hal
produktif," ujar JK.
Kapan tepatnya kenaikan harga BBM itu akan diberlakukan, hingga kini belum bisa
dipastikan. Pemerintah melalui kementerian sektor ekonomi masih sibuk membahas
rencana kebijakan ini. Termasuk mengenai kapan momentum yang tepat untuk
memberlakukannya.
Berapa kenaikannya, ini juga masih diperdebatkan. Kalangan ekonom menyarankan
agar harga BBM subsidi dinaikkan dalam kisaran Rp500 hingga Rp3.000 per liter.
sumber : vivanews.com