Pengamat: Butuh Waktu Lama Pulihkan Ekonomi Indonesia | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pengamat: Butuh Waktu Lama Pulihkan Ekonomi Indonesia

Editor: choirul
Senin, 17 November 2014 14:54 WIB

repro dw.de

Bagaimana dampak negatif kenaikan ?

Pemerintah punya opsi lain, misalnya menngurangi subsidi BBM secara bertahap, jadi harganya tidak langsung naik banyak. Turunnya harga minyak dunia akhir-akhir ini juga membantu. Tapi semua langkah mundur dari sasaran reformasi akan mengecewakan para investor, yang menaruh harapan besar bahwa Jokowi bisa membuat perubahan pada sektor ekonomi.

Apa tantangan utama yang akan dihadapi perekonomian Indonesia?

Tantangan paling nyata adalah pengurangan dana stimulasi yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed. Indonesia adalah salah satu negara yang sangat merasakan dampaknya. Kondisi ini, membuat BI berada dalam tekanan untuk mempertahankan kebijakan uang ketat. Tantangan yang lain, mendorong kembali pertumbuhan ekonomi yang saat ini berada berada pada titik terendah sejak lima tahun terakhir.

Berdasarkan kondisi saat ini, dan melihat tantangan kedepan, apa proyeksi Anda terhadap ekonomi Indonesia dalam beberapa bulan kedepan?

Pertumbuhan ekonomi kemungkinan tidak akan lebih lambat dari kuartal ini, tetapi juga kami tidak melihat bakal terjadi pemulihan dengan cepat. Harga-harga komoditas akan tetap rendah, yang tentu saja bisa mendorong ekspor serta investasi. Sedangkan kebijakan moneter tampaknya masih akan diperketat demi mencegah melebarnya defisit anggaran berjalan.

Jokowi menawarkan prospek baru dengan mendorong kebijakan ekonomi yang selama bertahun-tahun ditunda, tetapi kendalanya cukup berat, dia harus berhadapan dengan parlemen untuk menegosiasikan kebijakannya, dan Jokowi kami nilai masih kurang pengalaman di panggungnasional. Jadi upayanya bisa saja gagal. Saat ini, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tahun depan sekitar 5,0 persen.

Gareth Leather adalah ekonom dari Capital Economics, sebuah lembaga konsultan dan penelitian ekonomi yang berpusat di Inggris.

Sumber: dw.de

 

sumber : dw.de

Berita Terkait

Bangsaonline Video