Basmi Mafia Migas, Faisal Basri Target Enam Bulan
Rabu, 19 November 2014 12:58 WIB
Sebelumnya Faisal Basri mengemukakan
pendapat soal PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral, anak usaha
Pertamina yang selama ini dituding sebagai sarang mafia migas.
Menurut
Faisal, mafia migas tidak hanya bersumber dari Petral, dan perusahaan
ini pun masih dibutuhkan untuk kepentingan jual-beli komoditas minyak
dan gas. Faisal mengatakan beberapa negara seperti Cina, Filipina, dan
Thailand juga memiliki perusahaan trading seperti Petral.
"Persoalan mafia migas tidak mutlak berasal dari sana," kata dia di
Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin, 17 November 2014.
Namun,
kata Faisal, Petral memiliki kekurangan yakni mekanisme pengadaan dan
jual-beli komoditas migas yang tidak transparan. Akibatnya, banyak
kelompok yang mengambil kepentingan dari perusahaan itu karena tidak ada
pengawasan dari pemerintah ataupun masyarakat. "Petral itu seperti
akuarium yang keruh, di mana kami semua tak bisa melihat apa saja yang
terdapat di dalamnya," ujarnya.
Pemerintah, Faisal menambahkan, seharusnya mengetatkan pengawasan
terhadap Petral agar perusahaan tersebut tidak dimanfaatkan oleh mafia
migas. Ekonom dari Universitas Indonesia itu mengatakan tim yang dia
pimpin tidak harus memberikan rekomendasi pembubaran Petral. Keberadaan
Petral adalah kewenangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Petral
yang bermarkas di Singapura adalah perusahaan pelaksana transaksi impor
minyak Indonesia. Petral, awalnya bernama Petra Grup yang dibentuk pada
1969, salah satunya dibentuk untuk menyeragamkan harga minyak impor
sehingga berdampak pada pengadaan BBM secara efisien. Namun belakangan
muncul tuduhan bahwa perusahan ini menjadi sarang mafia yang
mengendalikan impor minyak untuk Indonesia. Wacana untuk pembubaran
Petral pun merebak.
sumber : tempo.co.id