Unipa Kenalkan Mesin Pengering Kerupuk Melarat Elektrik pada UMKM Desa Grabagan
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Devi Fitri
Kamis, 12 Desember 2019 11:42 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kerupuk Melarat berkembang di Desa Grabagan Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo sejak tahun 2010 dengan produktivitas rata-rata 40 kg per hari. Namun, ada kendala dalam proses penggorengan yang masih menggunakan mesin penggoreng kerupuk bertenaga manusia (konvensional), sehingga kuantitas produk belum maksimal.
Hal inilah yang menggelitik tiga dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, yakni Atmiasri, S.T., M.T., Ir. Rony HR Fora, S.T., M.T., dan Linda Dwi Rohmadiani, S.T., M.T. Mereka melakukan kegiatan pengabdian masyarakat guna menyelesaikan permasalahan tersebut.
BACA JUGA:
Wartawan Forwas Berbagi Pengalaman dengan Mahasiswa Umsida
Gubernur Khofifah Beri Penghargaan 7 Camat di Jatim atas Inovasi dan Kolaborasi Pelayanan
Difusi Inovasi
Buka Ginofest 2022, Bupati Gresik Dorong Milenial Terus Berinovasi
"Program yang ditawarkan kepada para pengusaha UMKM di Desa Grabagan kali ini adalah penggunaan mesin pengering kerupuk melarat elektrik tipe kabinet menggunakan LPG sebagai pengganti mesin tenaga konvensional," terang Atmiasri, Kamis (12/12). Dengan menggunakan mesin pengering elektrik, maka produksi lebih efisien kurang lebih 320%. Selain itu juga lebih bersih dan menghemat lahan.
Atmiasri menjelaskan, jika hanya mengandalkan cuaca, para pengusaha membutuhkan waktu 1-2 hari di musim kemarau. Sedangkan di musim penghujan lebih lama, kurang lebih 3 hari untuk proses pengeringan.
"Metode ini tidak efisien dari segi waktu, panas fluktuatif dan terkontaminasi debu dari udara dan sudah dipastikan produksi kerupuk mengalami penurunan sekitar 10% atau di saat musim penghujan, bahkan bisa gagal karena kerupuk ditumbuhi jamur," terangnya.