Ketua MUI Jatim: Saya Pimpin Doa di Istana, Ditegur Kiai Tholchah Hasan
Editor: MA
Jumat, 03 Januari 2020 16:00 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori menegaskan bahwa rakyat rusak akibat penguasa rusak. Sedang penguasa rusak karena ulama rusak.
Lalu kenapa ulama rusak? “Karena senang kedudukan tinggi dan (senang) harta,” kata Kiai Abdusshomad Buchori mengutip pendapat Hujjatul Islam Imam Ghazali, dalam acara “Dialog Jumat” di Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) Gayungan Surabaya, Jumat (3/1/2020).
BACA JUGA:
Tak Cuma MUI, Anggota DPRD Jatim Ikut Tolak Rencana Pemkab Situbondo ke Eks Lokalisasi Gunung Sampan
Pro-Kontra Wisata Karaoke di Gunung Sampan: MUI Menolak, NU Akomodatif
Mantan Ketum MUI Jatim, KH Abdusshomad Bukhori, Wafat
Jangan Main-Main dengan Kata Kiblat, Ketahui Sejarah Perpindahannya yang Penuh Hikmah
Pernyataan Kiai Abdusshomad Buchori itu dilontarkan menjawab pertanyaan salah seorang jamaah salat Jumat dalam acara “Dialog Jumat” di Masjid Al-Akbar Surabaya. Acara “Dialog Jumat” rutin diadakan sehabis salat Jumat untuk memperdalam materi khutbah khotib. Semua khotib salat Jumat di MAS harus selalu siap tanya jawab dengan jamaah usai salat Jumat.
“Pak Kiai, kita disuruh berbuat baik, tapi bagaimana dengan kiai yang tidak baik?,” tanya salah seorang jamaah. Kiai Abdusshomad Bukhori pun menjawab dengan mengutip pendapat Imam Ghazali. “Ini pelajaran tasawuf yang tak perlu dipertentangkan,” kata Kiai Abdusshomad Buchori.
Kiai Abdusshomad Buchori lalu bercerita bahwa ia pernah beberapa kali diminta mimpin doa di Istana Negara. “Saya ini kan Ketua MUI Pusat bidang Komisi Dakwah,” katanya.
Simak berita selengkapnya ...