​Obat Covid-19 Unair Diuji Klinis pada 754 Prajurit, KSAD Berharap segera Diproduksi Masal | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Obat Covid-19 Unair Diuji Klinis pada 754 Prajurit, KSAD Berharap segera Diproduksi Masal

Editor: MMA
Minggu, 16 Agustus 2020 13:20 WIB

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa. foto: jpnn

Meski demikian ada satu catatan: obat ini tidak cocok untuk pasien yang sudah ditangani menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan.

Nasih juga menekankan bahwa penelitian ini dilakukan sejak setengah tahun lalu. Tepatnya sejak Maret 2020. “Jadi kalau ada isu di luaran, bikin obat kok kayak bikin tahu saja, itu tidak benar,” kata Nasih. 

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa berharap hasil temuan obat Universitas Airlangga (), TNI-AD dan BIN mendapat dukungan. Sehingga produksi masal obat ini segera bisa dilakukan.

Menurut Andika, Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengetahui keberadaan ini. “Dan beliau mendukung proses produksinya,” kata Andika Perkasa yang juga Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Markas Besar (Mabes) Angkatan Darat.

Ia yakin bahwa masalah izin produksi dan izin edar segera tuntas. Ia bahkan akan bertemu Ketua BPOM untuk membahas masalah ini Rabu (19/8/2020).

Tampaknya, baik maupun TNI-AD dan BIN sudah yakin bahwa obat ini sangat efektif. Terutama setelah melihat keberhasilan TNI-AD menyembuhkan 1.000 lebih pasien dalam tempo kurang lebih sebulan. Di antara 1.308 pasien di klaster Secapa, 754 pasien dinyatakan sembuh.

Obat hasil temuan Surabaya ini akan menjadi obat pertama di dunia. Apalagi Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga sekarang belum merekomendasi satu obat pun untuk menanggulangi covid-19.

(Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Stem Cell , Dr. dr. Purwati. foto: youtube)

Tapi bagaimana cara minum vaksin ini agar efektif menyembuhkan virus corona? Ketua Tim Uji Klinis , Dr. dr. Purwati, menyatakan bahwa resep itu harus diminum dua kali sehari. Menurut dia, meski obat ini hanya diuji klinis kepada pasien usia 18 tahun ke atas, tapi dengan dosis tertentu bisa juga digunakan pasien usia 18 tahun ke bawah.

Purwati yang juga Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Stem Cell itu memastikan bahwa obat ini tidak menimbulkan efek samping berbahaya bagi pasien. “Jadi, relatif aman untuk dipakai,” kata Purwanti dikutip Jawa Pos pagi ini, Ahad (16/8/2020). Menurut dia, kekhawatiran efek samping pada organ seperti jantung, ginjal, dan liver pasien sudah diperiksa dan hasilnya tidak ada masalah. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video