Gubernur Jatim Ungkap ‘Mimpi Khofifah’ 1992 dalam HUT ke-59 Bank Jatim
Editor: MMA
Selasa, 18 Agustus 2020 22:45 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku punya mimpi sejak menjabat anggota DPR RI tahun 1992. Mimpi itu, menurut dia, bagaimana saudara-saudara kita di kampung, di desa, di pesisir, tidak hanya metik ikan dari laut dan buah dari pohonnya. Tapi juga dengan sentuhan teknologi memliki nilai tambah.
“Kalau metik ikan dari laut itu Tuhan yang ngasih. Kalau metik buah dari pohon-pohon, itu juga Tuhan yang ngasih,” kata Gubernur Khofifah saat menyampaikan sambutan HUT ke-59 Bank Jatim, Selasa (18/8/2020).
BACA JUGA:
PSMTI Dukung Khofifah Maju Kembali di Pilgub Jatim 2024
Khofifah Dukung Penuh Komitmen PBNU Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
Pastikan Maju Kembali di Pilkada 2024, Khofifah Dapat Dukungan dari LDII
Silaturahim Bersama LDII, Pj. Gubernur Adhy Sebut Peran Penting Ulama-Umaro Sukseskan Pembangunan
Mimpi itu, menurut dia, bagaimana teknologi bisa menggerakkan, memberi nilai tambah dengan mengolah, lalu mengemas, dan membantu akses pasar mereka.
“Ini mimpi saya dari tahun 1992. Dari tahun 92, saya di DPR RI, saya punya mimpi,” kata Gubernur Khofifah yang mantan anggota DPR RI itu. “Petik, olah, kemas, jual. Ini bahasa sangat Khofifah dari tahun 1992,” tegas gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu.
Ia mengakui sangat susah jika dari hulu hingga hilir dilakukan Bank Jatim sendirian. “Karena yang dilayani sangat luas,” katanya. Tapi, kata Khofifah, jika BI, OJK, dan semua turun blusukan, niscaya akan “menemukenali” problem faktual, solusi yang efektif dan seterusnya. “Kalau kita tidak turun sendiri tidak mungkin kita bisa menemukan solusi yang efektif,” katanya.
Dalam kesempatan itu Gubernur Khofifah juga minta Bank Jatim menguatkan jejaring dan market ke 16 provinsi Indonesia timur. Menurut dia, di Indonesia Timur ada 18 provinsi. Tapi Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah memiliki kekuatan mandiri sangat besar. Jadi tinggal 16 provinsi.
Menurut dia, pada 16 provinsi itu, baik dari segi pendidikan maupun layanan kesehatan dipandu Jawa Timur. Bahkan hampir 80 persen logistiknya di-support dari Jawa Timur. Maka, menurut Khofifah, meski ibu kota pindah ke Kalimantan Timur, itu hanya de jure, tapi secara de facto ibu kotanya adalah Jawa Timur.
Karena itu ia minta Bank Jatim menguatkan jejaring di 16 provinsi yang secara kewilayahan merupakan 50 persen dari Indonesia itu.
Ia juga mengatakan Bank Jatim harus mendorong cabang-cabang agar memiliki konsep Super Team sehingga mampu menghadirkan inovasi dan kreativitas.
"Saya ingin ajak Bank Jatim Super Team membangun tekad kuat. Hari ini eranya bukan kompetisi tapi kolaborasi, maka bangunlah kolaborasi sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya dan sekuat-kuatnya karena format sinergi kolaborasi menjadi sebuah kebutuhan," katanya.
Ia juga berpesan agar Bank Jatim aktif menyisir sektor ultra mikro, mikro, kecil dan menengah untuk membantu akses permodalan mengingat 54% PDRB Jatim digerakkan oleh sektor UMKM.
"Hari ini UMKM butuh tangan dingin Bank Jatim untuk menyapa mereka dan memberi pendampingan, akses, dan membantu meningkatkan nilai tambah, agar mereka bisa petik, olah, kemas, jual," ujarnya.
Simak berita selengkapnya ...