​Wasiat Aktivis PKI: Jika Mati Mandikan Air Tuak | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Wasiat Aktivis PKI: Jika Mati Mandikan Air Tuak

Editor: MMA
Rabu, 30 September 2020 20:15 WIB

M. Mas'ud Adnan. foto: bangsaonline.com

Lalu apa relevansinya dengan era sekarang? Apa makna provokasi MJ: Fawailul lil-mushallin wail bagi orang salat -dengan situasi sekarang?

Pertama, ideologi tak pernah mati, termasuk komunis. Buktinya, meski MJ cs pernah “minta hidup” kepada Abah Toha - yang seolah jera - tapi faktanya, ketika ada kesempatan, ia selalu menyebarkan ideologi komunis dengan cara memanipulasi ayat al-Quran yang diartikan secara salah.

Kedua, MJ berusaha mendekati anak-anak muda untuk mendoktrinkan ideologi komunisnya.

Saya lalu ingat dawuh KH Ahmad Hasyim Muzadi, ketua umum PBNU dua periode. Menurut dia, salah satu ciri utama adalah pandai memutar balik fakta. Nah, ternyata saya menemukan fakta dalam kasus MJ yang menyebut orang salat masuk .

Padahal Fawailul lil-mushallina itu ada lanjutan kalimatnya. Surat Al-Ma'un - surat ke-107 Al-Quran itu - terdiri dari tujuh ayat. Kita kutip arti lengkapnya:

Tahukah (kamu) orang yang mendustakan agama? (Mereka) adalah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah (atau terkutuklah) orang yang salat (Kalimat inilah yang dikutip MJ dan aktivis dengan mengartikan masuk wail). (Yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya. Yang berbuat riya’ (pamer). Dan enggan (memberikan) bantuan.

Jadi, yang dimaksud orang salat tapi celaka - dalam Surat Al-Ma'un itu - karena mereka lalai terhadap salatnya, riya’ dan enggan memberikan bantuan, termasuk kepada anak yatim.

Ironisnya, para aktivis – dalam hal ini MJ - memanipuasi surat dan ayat al-Quran tersebut.

Tapi, itulah komunis. Manusia tak percaya Tuhan. Cara apapun dilakukan. Mereka merasa tak ada pertanggungjawaban atas perbuatannya. Termasuk di akhirat kelak.

Maka, wajar jika MJ Cs selalu mendiskreditkan ajaran Islam. Pria tua itu bahkan berwasiat. “Jika saya mati, jasad saya mandikan air tuak,” katanya. Wasiat itu didengar orang seantero kampung kami.

Tuak adalah minuman keras tradisional. Tuak mengandung alkohol yang merupakan hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman dari buah yang mengandung gula. Di beberapa tempat tuak diminum untuk pesta dan mabuk-mabukan.

Tak lama kemudian MJ memang mati. Tapi anak-anak dan keluarganya tak ada yang melaksanakan wasiatnya. Meski demikian, sebagian para tetangga sempat ingat dan ngerasani wasiat tak wajar itu. Wanaudzubillahi mindzalik. Wallahua’lam bisshawab.

 

 Tag:   Opini neraka PKI G30S/PKI

Berita Terkait

Bangsaonline Video