​Pertarungan Head to Head Pilkada Gresik, Siapa Menang? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Pertarungan Head to Head Pilkada Gresik, Siapa Menang?

Editor: Tim
Senin, 05 Oktober 2020 23:08 WIB

Nico Ainul Yakin. Foto: bangsaonline.com

Pencitraan yang dilakukan petahana acapkali bersifat parsial dan karikaturis. Tampak baik di luar, tapi di dalamnya babak belur. Buruknya pelayanan birokrasi, maraknya tindakan korupsi oleh pejabat, stagnannya pembangunan daerah, dan oligarki elit atas kebijakan pembangunan, serta penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) adalah contoh kegagalan petahana dalam mengelola pemerintahan. Dari sini muncul public distrust yang terbangun cukup kuat di tengah-tengah masyarakat. Implikasinya, masyarakat ragu bahkan tidak percaya kepada petahana untuk kembali memimpin.

Orang Jawa menyebut pejabat/petahana dengan model seperti ini sebagai pejabat sing ora kuat pangkat lan drajat (tidak kuat mengemban simbol kemakmuran dan menjaga akhlak).

Tetapi jika petahana sebagai “juara bertahan” dapat mengeleminir idiom-idiom minor tentang kepemimpinannya, tentu saja masyarakat masih akan memberikan kepercayaan kepadanya.

Peta Dukungan & Peluang Menang Yani-Min

Peta dukungan politik kedua kandidat dapat dilihat dari konfigurasi dukungan parpol dan kursi DPRD, serta public voters. Peta ini setidaknya dapat dijadikan sebagai gambaran umum kekuatan politik masing-masing kandidat. Meskipun kita tahu bahwa peta ini tidak serta Merta benar secara riil politik saat pilkada.

Dari sisi konfigurasi dukungan parpol dan kursi di DPRD Gresik 2019-2024, serta public voters pada pemilu legislatif 2019 - pasangan NIAT jauh lebih unggul ketimbang pasangan QA. Pasangan “QA” yang diusung oleh dua parpol memiliki modal dukungan 21 kursi – PKB (13), dan Gerindra (8). Perolehan suara kedua parpol di atas sebanyak 301.350 suara, dengan rincian PKB (186,385); dan Gerindra (114,965).

Sedangkan enam parpol yang memiliki kursi di DPRD Gresik (bersatu) mengusung pasangan “NIAT”. Total kursi parpol pengusung pasangan NIAT sebesar 29 kursi - Partai NasDem (5), PDIP (6), Golkar (8), Demokrat (4), PAN (3), dan PPP (3). Adapun total perolehan suara dari enam parpol itu sebesar 403.982 suara, dengan rincian Partai NasDem (70,226); PDIP (75,714); Golkar (107,031); Demokrat (47,627); PPP (54,602); dan PAN (48,782).

Jika dilihat dari konfigurasi dukungan parpol dan kursi DPRD, serta public voters di atas, maka petahana bisa saja sulit mengimbangi pasangan calon yang diracik koalisi besar enam parpol di Gresik.

Dengan begitu, dapat dipastikan pasangan NIAT-lah yang akan terpilih dan menduduki jabatan puncak di Gresik periode lima tahun mendatang.

Ini berarti Pilkada Gresik sudah selesai sebelum pemungutan suara digelar.

Tetapi asumsi itu tidak selalu benar, sebab kekuatan parpol tidak selalu berbanding lurus (linier) dengan perolehan suara kontestan pemilihan kepala daerah.

Dalam Pilkada, mayoritas pemilih masih mempertimbangkan dimensi irrasional ketimbang yang rasional. Pertimbangan tradisional dan ekonomi, selalu mengemuka dalam setiap kontestasi, lebih-lebih di era pandemi Covid-19, di mana masyarakat mengalami situasi keterpurukan secara ekonomi.

Pada konteks ini, penantang petahana memiliki ruang yang luas untuk beraktualisasi diri dengan tema-tema perubahan versus status quo – sebuah tema yang dulu pernah digunakan pasangan Sambari-Qosim pada pilkada 2010 untuk melawan dominasi bupati lama, Kiai Robach Maksum.

Tema “perubahan” ini sekarang dipakai oleh pasangan Gus Yani-Ning Min melawan dominasi petahana yang konon masih di-backup oleh bupati lama dan para pemain lama (cukong) yang pernah berjasa pada pilkada Gresik sebelumnya.

Isu-isu mengenai ketidak-adilan pembangunan, merajalelanya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat, dan sebagainya adalah ruang yang bisa dimasuki penantang petahana dengan konsep dan gagasan-gagasan baru yang cerdas, solutif dan aplicable

Selain itu, secara riil politik posisi penantang yang diusung mayoritas kekuatan partai di Gresik memiliki keunggulan yang kompetitif dibandingkan dengan petahana yang hanya diusung oleh dua partai saja.

Mempertahankan gelar juara bagi petahana akan lebih sulit ketimbang merebutnya. Sebuah ungkapan bijak yang dapat dijadikan energi positif oleh penantangnya dalam merebut hati masyarakat Gresik. Wallahu a’lam bissawab

Penulis adalah Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video