Klaster Keluarga Tinggi, Pemkot Surabaya Minta Warga Tak Isolasi Mandiri, Ratusan Kamar Disiapkan
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Yudi Arianto
Jumat, 22 Januari 2021 19:50 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya melakukan analisis data hasil tracing yang dilaporkan oleh para camat se-Surabaya. Analisis ini untuk mengetahui asal dan dari mana saja penyebaran atau penularan Covid-19 di Kota Surabaya.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, analisis itu mengambil data tracing mulai dari tanggal 10-17 Januari 2021. Sampel kasusnya sebanyak 150 orang yang terkonfirmasi Covid-19.
BACA JUGA:
Jelang Hari Otoda XXVIII, Satpol PP Surabaya Perketat Keamanan dengan Terjunkan 3 Tim
Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
Antisipasi Lonjakan Pendatang Baru, Pemkot Surabaya Lakukan Pendataan
Digitalisasi Informasi Inklusif dan Ramah Disabilitas: Pemilu Berkeadilan di Surabaya
“Berdasarkan analisis tersebut, diketahui ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang tertular atau dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Yang tertinggi adalah klaster keluarga atau karena kontak erat keluarga. Persentasenya sekitar 28 persen,” tegas Irvan.
Hasil analisis berikut, tertular karena punya komorbid dan memeriksakan diri ke rumah sakit dengan persentase 24,7 persen. Kemudian, karena habis bepergian dari luar kota angkanya 14,7 persen. Disusul karena penularan di tempat kerja 12,7 persen. Setelah dari keramaian/kerumunan angkanya 10 persen, pekerja di rumah sakit/tenaga medis 7,3 persen.
“Nah, dari 150 sampel kasus yang dianalisis itu, sebanyak 68 persen orang terkonfirmasi Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri di rumah atau apartemen, dan 25 persen melaksanakan isolasi di rumah sakit atau tempat yang disediakan oleh pemerintah atau swasta, dan 7 persen di tempat lainnya,” katanya.
Setelah melihat klaster keluarga yang cukup tinggi dan warga yang positif Covid-19 banyak yang menjalani isolasi mandiri di rumah atau apartemen, maka Irvan meminta kepada warga yang positif Covid-19 dengan tanpa gejala, untuk isolasi mandiri di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah. Sebab, terbukti ketika isolasi mandiri di rumah atau tempat lainnya, tetap bisa menularkan kepada keluarganya yang lain.
“Jadi, untuk sementara kami minta isolasi mandiri di tempat yang telah disediakan pemerintah, seperti di Hotel Asrama Haji (HAH) dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura,” ujarnya.