Mariati Terbantu dan Jadi Tangguh Berkat Sahabat Pertamina
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Gunawan Wihandono
Selasa, 16 Maret 2021 20:24 WIB
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Mariati (58), seorang nenek asal Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro merasa terbantu dan kini menjadi tangguh berkat program Sahabat Pertamina yang digulirkan Pertamina EP Asset Sukowati Field.
Bahkan, wajahnya tidak pernah terlihat murung, walaupun tubuh tuanya sudah tampak lunglai. Di sisi lain, Mariati nampak ceria dan selalu tersenyum ketika ada tamu yang datang berkunjung ke rumahnya. Padahal selama kurang lebih tiga tahun terakhir Mariati terkena stroke.
BACA JUGA:
Gandeng UPT Metrologi Legal Sidoarjo, Polisi Cek SPBU
Pengawasan Terakhir Sebelum Lebaran, Disperdagin Kota Kediri Tak Temukan Kecurangan di SBPU
Jelang Lebaran, Polisi di Sidoarjo Tinjau SPBU
LPG Langka, Diskoperindag Situbondo akan Sidak Lapangan
Setelah terkena stroke kesehariannya nyaris dihabiskan dengan berbaring di tempat tidur. Namun, saat menerima program Sahabat Pertamina ia sudah semakin sembuh.
Mariati yang dahulu dikenal sebagai Bu Marem berjualan di warung kopi yang tak jauh letaknya dari salah satu perusahaan industri hulu migas, yakni Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field. Warungnya kerap dipenuhi para pekerja yang menggunakan pakaian pelindung diri khas pekerja migas.
Para pekerja yang datang untuk sekedar menikmati secangkir kopi sambil ngobrol dengan teman-temannya di jam istirahat atau bahkan menikmati santap siang. Walaupun hanya warung sederhana, namun warung Bu Marem kerap dikunjungi. Sebab, menyajikan kebutuhan para pekerja migas di daerah Campurejo.
Di sisi lain, seorang Mariati tidak pernah patah semangat dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Terlebih saat Suwito sang suami dengan setia menemani.
Suwito yang bekerja sebagai petani tidak memiliki pendapatan rutin bulanan. Terkadang, ia bekerja di peternakan sapi tetangganya dengan upah anak sapi yang dikandung dari sapi yang dia urus.
Sedangkan, sebelumnya Suwito pernah berjualan burung lovebird saat harga burung tersebut masih tinggi karena maraknya pecinta burung lovebird. Karena semakin banyaknya budidaya lovebird, hari ini harga burung berwarna-warni tersebut tidak setinggi seperti pada saat itu.
Suwito pun bercerita mengenai putra-putri mereka. Rini, putri kedua mereka meninggal empat tahun silam saat melahirkan putra pertamanya. Ketiga putri mereka lainnya sudah berkeluarga dan sudah tidak tinggal dengan mereka lagi.
Simak berita selengkapnya ...