Sama Tumbuhkan Imunitas, Kenapa Konvalesen Diizinkan, Vaksin Nusantara Tidak?
Editor: MMA
Sabtu, 27 Maret 2021 06:09 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Pengobatan lewat
plasma Konvalesen kini marak. Dan diizinkan. Padahal dulu ditentang ramai-ramai.
Tak diizinkan. Sampai dr Monica trauma mengingat kembali penentangan itu. "Terlalu
menyakitkan," kata Monica.
Kini proses “menyakitkan” itu dialami Vaksin Nusantara. Tak diizinkan. Bahkan BPOM minta uji coba Vaksin Nusantara diulang. Dari awal.
BACA JUGA:
Dimeriahkan Puluhan Doorprize, Jalan Sehat HUT ke-10 BO dan Bazaar UMKM Diserbu Ribuan Warga
Ribuan Peserta Hadiri Jalan Sehat HUT ke-10 BANGSAONLINE
Gondol Ikan Lele Seberat 2,1 Kg, Warga Jetis Juara Lomba Mancing HUT ke-10 BO dan HUT Kemerdekaan RI
Jalan Sehat Satu Dekade BANGSAONLINE: Progress Pra-Acara, Lomba Mancing dan Respon Eri Cahyadi
Kenapa Konvalesen diizinkan, sedang Vaksin Nusantara tidak? Bukankah sama menumbuhkan imunitas? Silakan baca tulisan Dahlan Iskan hari ini, Sabtu, 27 Maret 2021, di Disway dan HARIAN BANGSA. Di bawah ini BANGSAONLINE.com menurunkan tulisan wartawan kondang itu. Selamat membaca:
BANYAK yang belum tahu sisi lain kehebatan plasma Konvalesen: bisa menimbulkan imunitas untuk orang yang belum terkena Covid-19.
Benarkah begitu?
"Benar," ujar Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, orang pertama di Indonesia yang menerapkan terapi plasma Konvalesen untuk pasien Covid-19. (baca Disway 25 Maret).
Monica memang ahli anestesi. Tapi dia juga ahli konsultan ICU. "Cuci plasma itu makanan saya sehari-hari," ujar Monica. "Saya itu mendalami virus, DNA, RNA, dan seterusnya," ujar Monica. "Tesis S-2 saya di ITB soal genetika dan biologi molecular," tambahnyi.
Tapi Monica tidak mau diajak bicara soal penumbuhan imunitas lewat Konvalesen. "Lagi sensitif," kata Monica.
Tentu dia juga tidak mau saya ajak bicara soal sel dendritik. Yang lagi ramai dipro-kontrakan. Seperti yang akan dilakukan lewat Vaksin Nusantara.
Dia tidak mau bicara soal itu. Dia ingin konsentrasi dulu di terapi plasma Konvalesen (TPK). Agar benar-benar sukses dan Indonesia tercatat dalam prestasi dunia di bidang konvalesen.
"Saya tidak menyangka akhirnya terapi plasma Konvalesen diterima secara luas," kata Monica.
Monica ingat awal-awal saat memperkenalkan Konvalesen: penentangnya begitu banyak –dari kalangan dokter sendiri. Tapi Monica tidak mau mengingat-ingat itu lagi. "Terlalu menyakitkan," katanyi. "Yang penting Konvalesen sekarang sudah diterima secara luas," tambahnyi.
Proses ''menyakitkan'' itulah yang kini lagi dialami tim Vaksin Nusantara. Izin uji coba fase 2-nya tetap belum keluar –sampai sekarang. Kabarnya BPOM bahkan minta uji coba itu diulang lagi. Bukan saja mulai dari fase pertama, pun harus dari tahap sebelum fase pertama.
Kenapa Konvalesen diizinkan? Itu karena Vaksin Nusantara menyebut dirinya ''vaksin''. Sedang Konvalesen menyebut dirinya ''terapi plasma Konvalesen''.
Simak berita selengkapnya ...