​Sama Megap-Megap, Thai Airways Dibawa ke PKPU, Garuda Indonesia Masih Melayang-Melayang | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Sama Megap-Megap, Thai Airways Dibawa ke PKPU, Garuda Indonesia Masih Melayang-Melayang

Editor: MMA
Senin, 07 Juni 2021 07:34 WIB

Dahlan Iskan

Untuk merestrukturisasi utang itu para kreditor sudah menunjuk wakil yang bisa diterima semua pihak. Yakni seorang mantan menteri. Ditambah seorang mantan Dirut yang pernah membawa TG memperoleh laba. Sedang Bangkok Bank telah pula mengirim wakil ke tim negosiasi itu.

Tapi persoalan TG sudah terlalu berat. Maka direksi TG membawanya ke -nya Thailand. Momentum Covid ini dimanfaatkan untuk melakukan penyelesaian tuntas.

Padahal sebelum Covid pun TG sudah sempoyongan.

Pernahkah TG berlaba?

Pernah.

Kapan?

Dulu sekali. Tahun 2012.

Sejak itu TG terus merugi. Rupanya mereka kurang pandai membuat buku keuangan agar bisa seolah-olah masih berlaba.

Kian tahun kerugian itu kian besar. Yang terbesar tahun lalu. Jangan kaget: TG rugi sekitar Rp 7 triliun. Tepatnya: USD 4,6 miliar.

Langkah penghematan pun dilakukan lagi tahun lalu. Sebanyak 200 jabatan eksekutif dihapus. Fasilitas pusat latihannya dijual. Jumlah pesawat sewa dikurangi: dari 104 menjadi 80. Jumlah karyawannya –masih 28.000– akan dibuat tinggal 15.000.

Ambisi Thai adalah ambisi turisme di Thailand. Semua jurusan diterbangi untuk mendatangkan turis itu. Sampai-sampai TG punya dua home base: di Bangkok dan di Phuket –pantai yang tidak seindah Bali tapi dijual habis-habisan sebagai pusat turisme Thailand.

Bandara Bangkok sendiri dipindah. Dari Don Muang di dekat kota ke Suvarnabhumi jauh di timur Bangkok. Tujuannya satu: agar lebih dekat ke pantai Pattaya –pusat turis lamanya.

Dari Suvarnabhumi orang bisa ke Bangkok atau ke Pattaya dengan jarak yang sama.

Pemerintah Thailand tidak terpancing oleh besarnya misi TG untuk mendorong turisme. Tetap saja pemerintah tidak mau menyelamatkan TG lewat suntikan dana.

Direksi GA sebaiknya juga jangan memimpikan keindahan uang pemerintah. Biar pun masih mayoritas, tetap saja pemerintah hanya mayoritas tipis di Garuda.

Jadi, kapan soal GA diputuskan: harus lewat jalan yang mana? (*)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video