Hadir Virtual Pencanangan Nasional Introduksi Imunisasi PVC, Ini Pesan Menkes RI | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Hadir Virtual Pencanangan Nasional Introduksi Imunisasi PVC, Ini Pesan Menkes RI

Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: M. Syuhud Almanfaluty
Selasa, 22 Juni 2021 15:45 WIB

Plt. Dirjen P2P Kemenkes RI dr. Maxi Rein Rondunuwu, DHSM, MARS didampingi Kadinkes Jatim dan Bupati Gus Yani saat memberikan keterangan pers. (foto: SYUHUD/BANGSAONLINE)

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) Budi Gunadi Sadikin mencanangkan introduksi imunisasi pneumokokus konyugasi atau tahun 2021 secara virtual dan tatap muka di Pendopo Kabupaten Gresik, Selasa (22/6/2021).

Hadir dalam acara tersebut, Plt. Dirjen P2P Ke RI dr. Maxi Rein Rondunuwu, DHSM, MARS, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), Kepala Dinkes Jawa Timur dr. Herlin Ferliana, Kepala Dinkes Gresik drg. Saifudin Ghozali, Kapolres AKBP Arief Fitriantio, dan sejumlah kepala OPD.

Dalam sambutan virtualnya, Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan, imunisasi telah ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang diberikan di seluruh wilayah Indonesia secara bertahap.

"Kami menargetkan introduksi imunisasi dilakukan secara bertahap di mana pada tahap awal dilaksanakan di daerah risiko tinggi dan tahun 2022 akan diperluas ke seluruh Indonesia. Imunisasi diberikan kepada setiap anak sebanyak 3 dosis, yaitu pada usia 2, 3, dan 12 bulan," jelasnya.

Menkes mengatakan bahwa dirinya ditugasi 3 hal oleh Presiden RI Joko Widodo, yaitu menyukseskan vaksin, menyukseskan penanganan pandemi Covid-19, dan reformasi kesehatan.

Terkait imunisasi pneumokokus konyugasi atau , Menkes mengungkapkan bahwa di Indonesia setiap tahun ada kelahiran 5.000 bayi. Dari jumlah itu, ada 500 anak kena pneumonia. "Untuk itu, pesan saya masyarakat agar mengikutkan anak-anaknya imunisasi ," pesannya.

Pencanangan introduksi imunisasi pneumokokus konyugasi atau tahun 2021 ditandai dengan pemukulan beduk oleh Plt. Dirjen P2P Ke RI dr. Maxi Rein Rondunuwu, DHSM, MARS didampingi Kepala Dinkes Jatim dan Bupati Gresik.

Acara kemudian dilanjutkan dengan dialog interaktif secara virtual dengan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat serta bupati dan wali kota dari 8 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dan 6 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang menjadi fokus pelaksanaan introduksi imunisasi pada tahun 2021.

Hal ini untuk memastikan kesiapan introduksi di masing-masing daerah. Selesai berdialog, dilakukan peninjauan ke pos pelayanan imunisasi untuk menyaksikan proses pemberian imunisasi sekaligus berdialog dengan orang tua sasaran di Gedung Putri Mijil Pendopo Kabupaten Gresik.

Maxi Rein Rondunuwu menyatakan bahwa pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar, terjadi peningkatan prevalensi pneumonia pada balita dari 4,3 persen pada tahun 2013, menjadi 5 persen pada tahun 2018.

"Profil kesehatan Indonesia tahun 2019 mencatat sejumlah 551 balita meninggal dunia disebabkan oleh pneumonia. Pada bayi, bahaya penyakit ini pun jauh lebih besar, yaitu dapat menyebabkan kematian dua kali lebih tinggi dibandingkan pada anak usia 1-4 tahun," katanya.

Ia menerangkan, target imunisasi ini adalah untuk semua bayi di Gresik dan kabupaten/kota lain di Jatim dan Jawa Barat yang menjadi program awal imunisasi . "Kami akan evaluasi terus hasil imunisasi ini. Setiap 5 tahun untuk melihat capaiannya," pungkasnya.

Kadinkes Jawa Timur menambahkan, pneumonia merupakan penyebab kematian balita di dunia. Karena itu, imunisasi ditetapkan sebagai imunisasi rutin untuk mencegah kematian balita.

"Di Jatim pada saat pencanangan imunisasi ini ada 8 kabupaten/kota salah satunya Gresik. Sehingga diharapkan, jika 8 kabupaten/kota tersebut sukses imunisasi , maka 30 kabupaten/kota lain bisa mencontoh," katanya.

Ia menyatakan bahwa 8 kabupaten/kota tersebut menjadi pilihan dalam pencanangan imunisasi PVC karena jumlah penduduknya besar, sehingga jumlah balitanya juga banyak. "Di 8 kabupaten/kota tersebut mobilisasi penduduk tinggi," terangnya.

Sementara itu, Bupati Gus Yani meminta agar imunisasi tak sekadar seremonial, tetapi harus dilaksanakan. "Program ini sangat menjadi prioritas. Sebab, pneumonia bisa menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Harus yakin dengan imunisasi anak bisa sehat," katanya.

Oleh karena itu, Bupati Gus Yani mengajak PKK, semua komponen masyarakat, Fatayat, Muslimat, termasuk media untuk menyukseskan program ini. "Mudah-mudahan kita bisa melewati kondisi pandemi dengan baik. mudah-mudahan Covid-19 segera sirna. Covid-19 tamu tak diundang. Semoga segera pergi," harapnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Perwakilan WHO Indonesia, Perwakilan UNICEF Indonesia, Perwakilan CHAI (Clinton Health Access Initiative), Perwakilan CDC Indonesia, dan Perwakilan Inke Maris & Associates, Mitra Kerja BMGF (Bill and Melinda Gates Foundation) Indonesia. (hud/zar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video