Hasil Ekskavasi di Hutan Tritik Nganjuk, Tim BPSMP Temukan Fosil Binatang Purba, Apa Saja?
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Rafli Fajri Julianto
Selasa, 16 November 2021 00:18 WIB
NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Hasil penelitian dan ekskavasi selama tiga hari di Hutan Tritik Kabupaten Nganjuk yang dilakukan Tim Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Jawa Tengah, membuahkan hasil. Senin (16/11), tim berhasil mengangkat sejumlah fosil binatang purba.
Proses ekskavasi itu dipimpin langsung oleh Arkeolog Suwita Nugraha, Asper Perhutani BKPH Tamanan Susilo, bersama 10 anggota. Mereka berhasil mengangkat dua jenis fosil binatang purba berupa gading gajah dan kepala banteng.
BACA JUGA:
Lebih Dulu Mana Nabi Adam atau Manusia Purba? Ini Kata Arkeolog UI
Apa Kita Keturunan Manusia Trinil, Apa Ciri-cirinya?
Adam dan Manusia Purba, Lebih Dulu Mana?
"Memang di kawasan ini sudah sering ditemukan berbagai fosil, tapi kali ini tim telah angkat gading dan kepala banteng," kata Suwita, kepada BANGSAONLINE.com, Senin (15/11).
Ia merincikan, hasil temuan tim meliputi 2 gading gajah dengan panjang 1 meter dan 2,8 meter, iga gajah panjang 138 cm, tanduk banteng, dan kepala banteng (epilebtrobus).
"Hasil temuan rencana akan saya serahkan ke Museum Anjuk Ladang, untuk menambah koleksi hewan purba," jelasnya.
Sebelumnya, tim BPSMP di hutan yang sama juga sudah menemukan fosil berbagai jenis hewan purba seperti badak, kudanil, buaya, harimau, gajah, banteng, kera, dan penyu.
Usia binatang purba tersebut diperkirakan mencapai 500 ribu tahun. Saat ini temuan kerangka tersebut sudah disimpan di museum.
Sementara Pegawai Perhutani, Susilo, mengatakan jika Tim BPSMP Sangiran sudah 3 hari melaksanakan ekskavasi. "Saya selaku Pegawai Perhutani KPH Nganjuk yang ikut langsung mengekskavasi," kata Susilo.
"Di Hutan Tritik memang banyak ditemukan berbagai fosil hewan purba, dan yang kita temukan ini setidaknya bisa menambah koleksi Museum Nganjuk," katanya.
Sekitar pukul 18.30 WIB, fosil gading gajah baru tiba di Museum Anjuk Ladang, Kabupaten Nganjuk. (raf/rev)