Dongkrak Ekonomi Warga, Pemkot Surabaya Kembangkan Potensi Kampung Wisata Kue

Dongkrak Ekonomi Warga, Pemkot Surabaya Kembangkan Potensi Kampung Wisata Kue Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, saat berada di Kampung Wisata Kue Rungkut.

Ketika pemasaran produk UMKM melalui e-Peken sudah berjalan, menginginkan agar distribusi pesanan juga melibatkan warga atau pemuda sekitar. Menurut dia, upaya ini diharapkan agar seluruh warga di sana bergerak ekonominya. 

"Yang diinginkan pak wali kota itu ongkos kirimnya nanti jangan dikasihkan orang lain, bisa dikasihkan warga di sekitar atau misalnya Karang Taruna. Artinya, di situ jadi satu komunitas yang seatle," urai Fauzie.

Selain Kampung Wisata Kue Rungkut, skema pengembangan destinasi wisata juga sedang dimaksimalkan pada sektor lain, salah satunya dengan memaksimalkan manfaat keberadaan bangunan-bangunan monumental di Kota Pahlawan. Seperti kegiatan di Jembatan Suroboyo, UMKM di Kecamatan Bulak dan Kenjeran dilibatkan. 

"Sama juga ketika ada acara di Jembatan Sawunggaling, maka kita melibatkan UMKM Kecamatan Wonokromo," ungkap Fauzie.

Sementara itu, , Habib, menyampaikan bahwa sejak tahun 2009 pelaku UMKM di wilayahnya sudah melayani pedagang eceran yang tak hanya berasal dari Kota Surabaya. Sebanyak 71 UMKM di Kampung Kue bekerja mulai pukul 03.00-06.00 WIB dengan omzet rata-rata per hari Rp300 ribu-1 juta. 

"Dari 71 UMKM di Kampung Kue ini, sekitar 40 persen yang sudah memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha)," kata Habib.

Setidaknya, ada lebih dari sekitar 70 jenis variasi kue yang diproduksi di Kampung Wisata Kue. Menurut dia, seluruh kue yang diproduksi sudah melalui peninjauan Dinkes Surabaya dan memenuhi standar kelayakan makanan. 

"Control quality sudah dilakukan dinas kesehatan, baik terkait penjamahan, terkait halal dan kebersihan sudah layak dan memenuhi standar kelayakan makanan yang layak dimakan," ucap Habib.

Ketua Kelompok Kampung Wisata Kue Rungkut, Choirul Mahpuduah, merupakan merupakan sosok penggerak ekonomi ibu rumah tangga di Rungkut Lor. Gerakan itu diawali pemberdayaan ibu rumah tangga dengan menjahit kemudian merambah ke makanan. 

"Tahun 2005 awal saya mengajak menjahit, tetapi kemudian sebentar saja berjalan. Nah, masih di tahun 2005 kemudian mulai ke produksi makanan. Lalu tahun 2009 kita mulai memperkenalkan diri ke stakeholder, terkait kampung kue," kata Choirul.

Diawali dari satu hingga dua UMKM, lambat laun, jumlah ibu-ibu yang turut memproduksi kue semakin bertambah. Bahkan, kini ada sebanyak 71 pelaku UMKM di Kampung Wisata Kue yang menggerakan ekonominya di sektor tersebut. 

"Kalau sampai sekarang lebih dari 70 item kue variannya. Per UMKM itu bisa ada satu, dua hingga tiga varian kue," ucap Choirul.

Jika ada anggota baru, produksi kuenya harus berbeda. Sebab, Kampung Kue ini ke depan akan lebih fokus pada produk spesialisasi yang berarti setiap pelaku UMKM di Kampung Wisata Kue Rungkut memiliki produk khas tersendiri. 

"Misalnya, ada rumah produksi lemper, rumah brownies dan rumah pastel. Jadi kita arahnya nanti spesialisasi," ungkap Choirul.

Ia mengakui, perekonomian warga di Kampung Wisata Kue Rungkut kian meningkat dibanding dengan sebelumnya. Indikator itu ditandai dengan banyaknya warga yang terlibat dan indikator keberhasilan lain ditandai dengan jenjang pendidikan anak-anak pelaku UMKM di sana. 

“Jadi, warga bisa menyekolahkan anaknya, beli motor, bahkan bisa beli rumah di desa. Kemudian kue yang diproduksi sekarang tidak hanya kue tradisional, tapi juga kue-kue kering yang dijual di pesawat hingga pusat oleh-oleh Surabaya," urai Choirul.

Perempuan kelahiran Kediri itu menilai dengan diresmikannya Kampung Wisata Kue Rungkut, strategi wirausaha juga harus lebih berkembang dan dimodernisasi. Hal itu seiring pula dengan keinginan yang berharap warga di perkampungan, harus memiliki tekad dan keinginan untuk maju. 

"Kita harus punya strategi yang baru, itu yang diinginkan pak wali kota. Kalau dulu ibu-ibu bekerja sendiri, maka ke depan bisa meng-hire tenaga kerja. Jadi ibu-ibunya mungkin menjadi manajerial," ucapnya.

Ia mengaku bersyukur, dapat meresmikan langsung Kampung Wisata Kue Rungkut. Baginya, keinginan itu telah menjadi cita-cita yang telah lama digagas oleh warga Rungkut Lor Gang II. 

Pihaknya berharap, wali kota melalui OPD terkait dapat terus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada warga Kampung Kue. 

"Pak Wali Kota kesayangan warga Rungkut Lor dan Warga Surabaya pada umumnya, kami berharap jangan bosan-bosan memberi arahan kepada ibu-ibu warga Kampung Kue. Semoga selama satu bulan ini, progres pengembangan Kampung Kue benar-benar terwujud," tuturnya. (ian/mar/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO