JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Istri Bupati Sekadau, Magdalena Susilawati Aron, berkunjung ke stan Kota Kediri di pameran International Handicraft Trade (Inacraft) 2022. Ia melihat ada alat tenun bukan mesin (ATBM) dan langsung mencobanya dengan didampingi Ketua Dekranasda Kota Kediri, Ferry Silviana Abu Bakar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Tanto Wijohari, melalui Kabid Perdagangan, Salim Darmawan, mengatakan bahwa pihaknya sengaja memboyong alat tersebut ke pameran yang berlangsung di Jakarta Convention Center itu.
Baca Juga: Unggul 57 Persen, Vinanda-Gus Qowim Ajak Pendukung Sabar Tunggu Hitungan Berjenjang KPU
"Kami memang sengaja memboyong ATBM ke pameran Inacraft tahun ini. Karena kami yakin itu akan menjadi magnet bagi pengunjung dan akan menjadi pengalaman menarik jika mereka mau mencobanya," ujarnya, Jumat (25/3/2022).
Ia memaparkan jika calon pembeli Tenun Ikat Kota Kediri sudah mencoba atau minimal melihatnya langsung, mereka bisa memahami proses penenunan benang menjadi kain tenun itu sangat rumit, dan itu baru proses di ATBM, belum di workshop para penenun yang harus melalui 14 tahapan.
"Dengan begitu, orang bisa lebih menghargainya dan bisa menjadi nilai tambah sehingga pelan-pelan para perajin bisa menjual kain tenun lebih mahal sehingga keuntungannya lebih besar. Idealnya kelak upah buruh yang memang sistemnya dibayar per lembar kain bisa naik, sehingga regenerasi perajin tenun berjalan karena mereka tidak mencari pekerjaan lain yang bisa memberi penghidupan lebih layak," paparnya.
Baca Juga: Kampanye Terakhir, Paslon Fren Gowes Bersama Tim Sukses dan Simpatisan Keliling Kota Kediri
Sementara itu, Magdalena yang tengah mencoba ATBM menyatakan alat ini berbeda dengan proses penenunan kain Kumpang Ilong di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Kain tenun ikat Kumpang Ilong banyak diproduksi serta digunakan Suku Dayak di Kabupaten Sekadau, dan pada 2020 telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia di Kemendikbud RI.
"Kalau di tempat kami, proses menenun dilakukan dengan berselonjor kaki di lantai, alat untuk menenun dipangku di atas paha. Kalau punya Kota Kediri ini beda karena orangnya duduk di kursi, dan alat tenunnya lebih besar," kata Magdalena.
Melihatnya kesulitan mengoperasikan alat tenun, Bunda Fey (panggilan akrab Ferry Silviana Abu Bakar yang merupakan istri Wali Kota Kediri) pun menghampiri. Mereka berdua sama-sama menjabat sebagai Ketua Dekranasda di daerahnya masing-masing.
Baca Juga: Peringati HKN 2024, Bunda Fey-Mbak Regina Ikut Senam Sehat di Kelurahan Bujel
"Gimana ibu, beda ya alatnya dengan di Kabupaten Sekadau? Ibu silakan duduk lalu kakinya diposisikan di tuas kayu di bawah, nanti menginjaknya bergantian dengan tangan menarik alat tenun ke belakang," ucap Bunda Fey sembari memanggil perajin Tenun Ikat Bandoel Kediri, Erwin, untuk ikut menjelaskan pengoperasian ATBM. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News