Wujudkan Ketahanan Pangan, Gubernur Khofifah Panen Raya Padi Varietas Unggul di Malang

Wujudkan Ketahanan Pangan, Gubernur Khofifah Panen Raya Padi Varietas Unggul di Malang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat panen padi varietas unggul di lahan pertanian milik Poktan Morodadi, Dusun Tanjung Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

"Tolong ada percepatan masa tanam, mumpung masih dapat air dan masih musim hujan. Kalau telat masa tanamnya akan berdampak pada produksi total padi kita," ungkapnya.

Khofifah juga mengungkapkan bahwa terdapat hal strategis selain percepatan masa tanam, yaitu alih fungsi lahan seperti lahan sawah mengalami alih fungsi jadi lahan industri, maka lahan sawah harus dilindungi.

Untuk itu, kabupaten/kota harus melindungi peta areanya yang mendukung ketahanan pangan hingga pada seluruh institusi mulai tingkat desa kelurahan kecamatan dan semua pihak.

"Kita butuh peta yang lebih detail bagaimana lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) bisa terus terjaga. Saya berharap, bahwa Kab. Malang dan 14 daerah lain bisa menerapkan perda RT/RW agar menjaga area persawahan demi mewujudkan kedaulatan pangan," terangnya.

Di akhir, Khofifah juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para petani yang telah bekerja keras memenuhi ketercukupan kedaulatan pangan di Jawa Timur dan bisa mensuplai 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur.

"Kita tidak sekadar menghitung kebutuhan pangan masyarakat Jatim semata. Tapi kita juga menghitung ketercukupan pangan di 16 provinsi lain di Indonesia bagian timur. Karena, logistiknya hampir 80% disuplai dari Jawa Timur. Kepada seluruh para petani, saya menyampaikan terima kasih atas kerja keras selama ini," harap Khofifah.

Di sisi lain, Bupati Malang Sanusi menyatakan, panen raya ini merupakan hasil inovasi kelompok tani yang dikelola bersama kepala desa untuk mencari bibit yang tepat untuk dikembangkan di Kabupaten Malang.

Ia menyebut, ketika musim kemarau tiba, jenis varietas yang ditanam adalah Brangbiji. Ketika memasuki musim hujan, varietas yang ditanam adalah hibrida maupun ciherang.

"Pada kondisi optimal, hibrida bisa mencapai 14.8 - 15 ton/hektare. Namun kali ini akibat perubahan iklim hanya mencapai 7 ton. Upaya ini terus kita lakukan lewat monitoring menggunakan pupuk organik sehingga nanti padi atau beras yang dihasilkan bisa organik pula. Nanti kita akan lihat jenis padi yang unggul akan kita terus kembangkan,” tegasnya.

Seusai melakukan panen raya ini, Gubernur Khofifah juga melakukan dialog dengan Kepala Desa Banjar Arum, Z'afari. Dari dialog tersebut, diperoleh informasi bahwa ada sekira 15 hektare lahan yang masih mengalami kesulitan akses jalan. Lahan tersebut berada di bantaran sungai.

Menurut Z’afari, harus sesegera mungkin didirikan jembatan. "Kalau musim penghujan seperti ini rawan sekali banjir Ibu Gubernur, sehingga proses penanaman yang tertunda," ucap Z'afari.

Sebagai informasi, luas area sawah di yang siap panen yaitu 60 Ha. Dengan rincian, seluas 30 Ha dengan rata2 produksi 11,9 ton/Ha. Padi Inbrida Varietas Ciherang seluas 27 Ha dengan rata-rata produksi 10,2 ton/Ha. Kemudian, Padi Brangbiji yang dikembangkan seluas 3 Ha, dengan rata-rata produksi 7,2 ton/Ha.

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Islam Negeri Malang Prof. Dr. Masykuri, Forkopimda Kabupaten Malang, Dandim, Kapolres, dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Ketua Kelompok Tani Morodadi Abd. Wasis Sasongko, kepala desa, serta OPD terkait di lingkup Pemprov Jatim maupun Kabupaten Malang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO