BANGKA BELITUNG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh masyarakat untuk membeli dan memakai produk lokal. Ia mengungkapkan hal tersebut di sela-sela kunjungannya dalam rangka Misi Dagang Provinsi Jawa Timur ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang,
"Bagi warga Jawa Timur, saya mengajak untuk membeli dan memakai produk lokal. Produk tersebut bukan hanya barang, tapi juga objek wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya. Begitu pula bagi warga daerah lain," ujarnya, Selasa (24/5/2022).
Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030
"Terlebih, saat ini berbagai upaya telah dilakukan di tiap kabupaten/kota dalam menggairahkan perekonomian setelah angka Covid-19 melandai. Seperti Kota Surabaya yang saat ini tengah menggelar rangkaian acara menyambut Hari Jadi Kota Surabaya pada tanggal 31 Mei," imbuhnya.
Acara pertama yang digelar mulai awal Mei adalah Surabaya Shopping Festival yang digelar mulai tanggal 1 Mei sampai 31 Mei mendatang. Festival belanja ini diselenggarakan serentak di 39 mal di Kota Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
Beberapa rangkaian antara lain Minggu (22/5) malam, digelar Festival Rujak Uleg 2022 yang melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner di Kota Pahlawan dan diikuti 700 peserta Festival Rujak Uleg 2022 dengan beragam kostum unik.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Pesertanya pun beragam, mulai dari dinas-dinas yang ada di lingkup Pemerintah Kota Surabaya, perusahaan swasta, BUMN, Kecamatan, Kelurahan, Komunitas, perwakilan kota sahabat serta perwakilan negara sahabat.
"Saya berharap ajang ini dapat menjadi kebangkitan perekonomian masyarakat Jatim khususnya UMKM di Kota Surabaya," kata Khofifah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mendorong penguatan belanja nasional maupun daerah dengan produk dalam negeri melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Seluruh masyarakat diajak untuk lebih mencintai dan membeli produk-produk dalam negeri.
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Menurut Jokowi, dengan membeli maupun memakai produk-produk dalam negeri, diharapkan bisa menggerakkan dunia usaha yang pada akhirnya bisa membantu menggerakan perekonomian di dalam negeri.
Mengutip pernyataan Presiden Jokowi, Khofifah menilai gejolak perekonomian global dapat diatasi dengan strategi membelanjakan uang, baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta, maupun masyarakat untuk membeli produk dalam negeri.
“Minimal 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah, serta belanja barang dan modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dialokasikan untuk membeli produk dalam negeri, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ungkapnya.
Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran
"Ini juga merupakan bentuk tindak lanjut atas target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat kepada Jawa Timur agar membelanjakan APBD untuk Produk Dalam Negeri (PDN) dan UMKM sebesar Rp26,8 triliun di tahun 2022," paparnya menambahkan.
Ia menuturkan, target belanja PDN tersebut merupakan bagian dari target belanja APBN dan APBD untuk UMKM dan PDN sebesar Rp400 Triliun dari seluruh kementerian dan pemerintah daerah.
Baca Juga: Di Banyuwangi, Khofifah Ucapkan Selamat untuk Prabowo dan Gibran
"Di momen yang sangat baik ini, kembali saya mengajak kita bersama saatnya gotong royong memulihkan perekonomian rakyat melalui belanja produk-produk lokal. Baik dari sisi APBD maupun dari masyarakat juga," tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, sebanyak 93,37 persen atau 9,13 juta unit UMKM di Jatim ditopang oleh Usaha Mikro. Sedangkan 5,92 persen atau 579.567 unit merupakan Usaha Kecil, yakni yang memiliki pendapatan antara Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar per tahun.
Sisanya, yang tergolong Usaha Menengah dengan penghasilan lebih dari Rp2,5 miliar per tahun, berkisar 0,70 persen atau 68.835 unit. Ini berarti Usaha Mikro merupakan penopang utama di Jatim. (dev/mar)
Baca Juga: Di Penghujung Jabatan Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Gebuki Mafia Tanah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News