GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengapresiasi Shafa Aqilah Ayuputri Rahfidytya yang berhasil meraih prestasi sebagai "Best Advokasi" dalam ajang Duta Pendidikan yang digelar Paguyuban Putra-Putri Pendidikan Jawa Timur.
Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa (Staida) Suci, Kecamatan Manyar, ini diundang bupati ke rumah dinasnya di Kompleks Pendopo Kabupaten Gresik untuk berdiskusi soal prestasinya dan pendidikan di Gresik sebelum berangkat kedinasan.
Baca Juga: Tim Pemenangan Paslon Yani-Alif Siapkan Kuasa Hukum Hadapi Gugatan Pilkada Gresik di MK
"Saya salut dengan Shafa. Di usia yang masih muda, membuat yayasan yang pengurusnya adalah anak-anak mahasiswi dan berorientasi pengabdian di beberapa bidang," ucap Bupati Yani, Kamis (30/6/2022).
Ia pun mendorong Yayasan Lenteragika yang didirikan Shafa mematangkan konsep yang hendak dijadikan program pengabdian di Pulau Bawean. Hal ini agar potensi yang ada di Bawean bisa dimaksimalkan sebagai awal rintisan pulau pendidikan.
"Selama ini Pulau Bawean punya potensi luar biasa, tapi jarang dilirik. Utamanya para guru PAUD dan TK. Maka saya mendorong Shafa melalui yayasannya ini bisa bersinergi dengan pemerintah daerah sebagai trigger untuk kompetensi mereka," terangnya.
Baca Juga: Harapan Bupati Gresik di Musrenbang CSR 2025
Sementara itu, Shafa membeberkan atas prestasi yang diraihnya. Melalui Yayasan Lenteragika, mahasiswi semester IV program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) itu bersama teman-temannya akan menjadikan Pulau Bawean sebagai objek rencana pengabdian, khususnya di bidang pendidikan.
"Inilah yang membuat saya berhasil sebagai peraih gelar kategori "Best Advokasi" saat Grand Final di Grand City Mall Surabaya, Minggu (25/06) kemarin," tuturnya.
Adapun Pengurus Lenteragika terdiri enam mahasiswi dari kampus yang berbeda di Kabupaten Gresik. Selain di bidang pendidikan, Yayasan Lenteragika juga bergerak di bidang ekonomi kreatif, lingkungan sosial, dan kesehatan.
Baca Juga: 66 Rumah Warga Ujungpangkah Rusak, Bupati Gresik Beri Bantuan Korban Terdampak Angin Kencang
"Saat ini minimal bidang pendidikan yang sudah jadi devisi pokok untuk direalisasikan," ucapnya.
Alumni Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, ini menjelaskan alasan menjadikan Pulau Bawean sebagai objek advokasi. Menurutnya, ada banyak potensi di Pulau Bawean yang bisa diangkat dan dimaksimalkan oleh para pengabdi.
"Pengurus kami (Lenteragika) mengkaji banyak potensi di Bawean. Salah satunya bidang pendidikan. Meski semuanya belum pernah ke Bawean, tapi ini menjadi tantangan kami untuk melakukan pengabdian," katanya.
Baca Juga: KH Ainur Rofiq Terpilih Sebagai Ketua MUI Gresik 2024-2029, Bupati: Tantangan di Era Digital
Menurut Shafa, pendidikan menjadi tolok ukur yang harus dimiliki setiap insan. Bagi dia, prestasi ini setidaknya bisa membuat bangga orang tua dan membawa nama harum Almamater Staida Gresik, khususnya, serta Kabupaten Gresik pada umumnya.
"Ini pengalaman pertama saya meraih prestasi di bidang pendidikan. Saya berharap bisa mengharumkan nama Staida dan Kabupaten Gresik. Terlebih bisa mengeksplor diri, apalagi ini tingkatnya Jawa Timur," ucapnya.
Ketua Staida Gresik, Syifa’ul Qulub, mengapresiasi prestasi mahasiswinya yang telah membawa nama harum almamater kampus dan Kabupaten Gresik. Ia akan mengawal dorongan Bupati Gresik pada Shafa terkait program pengabdiannya di Pulau Bawean.
Baca Juga: Bupati Gresik Sabet Penghargaan Kepatutan Penyelenggaraan Pelayanan Publik dari Ombudsman RI
"Sebagai Bapak di kampus, saya akan mengawal dorongan Pak Bupati agar Shafa bisa menjadi bagian penting dari kebijakan pembangunan pemerintah daerah. Dalam hal ini Bawean sebagai rintisan pulau pendidikan," terang Wakil Ketua PCNU Gresik ini.
Sekadar diketahui, ajang duta pendidikan tersebut diikuti tidak kurang dari 200 peserta se-Jawa Timur. Sementara Shafa menjadi satu-satunya mahasiswa Gresik yang mengikuti ajang perlombaan dalam kategori umum. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News