Penjual Dawet yang Menghebohkan Itu Kader PSI

Penjual Dawet yang Menghebohkan Itu Kader PSI Dahlan Iskan

MALANG, BANGSAONLINE.com – Misteri yang menghebohkan karena menjelek-jelekkan itu akhirnya terbongkar. Ia bernama S.Pd. Uniknya, ia membongkar dirinya sendiri: minta maaf kepada Eka Wulandari, istri almarhum Sam Nawi.

Benarkah? Simak tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA pagi ini, Kamis 13 Oktober 2022. Atau di BANGSAONLINE.com di bawah ini.

Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden

PERBURUAN seru dilakukan untuk mencari seorang wanita . Ia mengaku menjual dawet di depan pintu 3 stadion Kanjuruhan Malang. Padahal tidak pernah ada kios dawet di situ.

Wartawan terus mencari tahu siapa wanita itu: salah satunya Ulul Azmi, wartawan Tugumalang.id. Tidak bisa menemukan. Ulul melihat hanya ada toko mebel dan warung kopi di depan pintu 3. Ulul ngobrol dengan penjaga toko mebel. Sudah tahunan di situ. Tidak pernah melihat ada kios dawet di dekatnya. Kalau pun ada , ia adalah laki-laki. Itu pun dawet pikulan.

Ulul, alumnus prodi jurnalistik Universitas Muhammadiyah Malang. Ia sudah dua tahun menjadi wartawan Tugumalang.id. Sebelum itu ia wartawan Tribun di Bali. Ulul kini lagi menanti kelahiran anak pertamanya.

Baca Juga: PSI Sidoarjo Dampingi Mas Iin Gelar Fogging di Pondok Tjandra

Ulul malam 1 Oktober 2022 itu nonton Arema FC VS Persebaya. Malam itu ia berada di antara tugas jurnalistik dan kemanusiaan. Ia ikut menggotong banyak korban. Ia tidak tidur sampai pagi.

Besok malamnya ia buka-buka medsos. Ia temukan, di TikTok, audio yang beredar viral: suara Si wanita . Audio itu jadi bahasan utama di medsos. Keesokan harinya Ulul kembali ke Kanjuruhan. Ia mau ke warung kopi di depan pintu 3. Tidak jadi. Ia lihat banyak orang mirip intelijen di situ. Ulul pilih ke toko mebel tadi. Ngobrol di situ.

Di audio tersebut si begitu hidupnya dalam bercerita. Nama polisi harum di situ. Nama suporter buruk sekali: pemabuk.

Baca Juga: Kaesang Turun ke Blitar, Menangkan Paslon Kepala Daerah yang Diusung PSI

Di audio itu, si bercerita heroik: menolong polisi yang lagi menolong anak kecil yang terjepit.

Keterangan itu begitu nyata. Dia menyebut nama polisi yang menolong anak kecil itu. Dia menolong polisi yang lagi menghadapi ancaman . Dia selamatkan polisi itu ke dalam tokonya. Polisi itu digambarkan begitu baik. Membasuh muka anak kecil itu dengan air.

Masalahnya: tidak ada toko dawet di sekitar stadion itu. Apalagi di depan pintu 3. Kian dicari, wanita itu kian menimbulkan misteri.

Baca Juga: Vinanda dapat Mentoring dari Kaesang dan Emil Dardak untuk Kemenangan Pilwali Kediri

Wartawan tidak mampu memecahkan misteri itu. Yang memecahkannya justru si itu sendiri. Kemarin. Rabu. Siang hari.

Dia tiba-tiba datang ke rumah tokoh di Singosari, utara Malang. Dia mengaku bernama S.Pd. Orang pun jadi tahu. Dia petinggi DPD Partai Solidaritas Indonesia () Kabupaten Malang. Itu diketahui dari iklan ucapan selamat yang pernah dia buat. Yakni saat NU berulang tahun pada 2020. Dia, sebagai pimpinan partai, mengucapkan selamat di iklan itu. Ada logo Partai . Lengkap dengan foto dirinya yang pakai baju muslim dan jilbab hijau.

tiba-tiba ke rumah Sam Nawi. Dia ingin bertemu istri Sam Nawi. Tokoh itu meninggal di tragedi Kanjuruhan. Nawi adalah dirigen Curva Nord . Nawi-lah, 45 tahun, yang memberi komando yel-yel dan lagu-lagu sepanjang pertandingan. Yakni dirigen khusus di bagian utara stadion.

Baca Juga: 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Kapolsek Porong Kunjungi Korban dan Berikan Sembako

Nama Nawi memang disebut oleh si di audio yang viral itu. Sebagai pemabuk. Dan lain-lain. Di situ seolah si sudah tahu persis siapa Nawi.

Dan kemarin si ke rumah Nawi. Untuk minta maaf.

"Waktu dia datang saya tidak ada di rumah," ujar istri almarhum Nawi, Eka Wulandari.

Baca Juga: Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan, Kapolsek Porong Sambangi Kediaman Korban di Kesambi

Saya menelepon Eka tadi malam. Dia banyak bercerita soal kedatangan si . "Waktu dia datang saya lagi di Pasar Singosari," kata Eka. "Lagi belanja untuk peringatan 40 hari Sam Nawi," tambah Eka.

Seorang anggota keluarga menelepon Eka. Dia pun segera pulang. Lalu menemui si . "Saya tidak sempat berkenalan. Dia langsung menangis di depan saya minta maaf," ujar Eka.

Pertemuan itu dilakukan di lantai rumah Eka. Tidak ada meja kursi di situ. Si minta maaf kepada Eka. Sambil bersimpuh. Mengenakan kebaya dan baju muslimah. Mencium tangan Eka dengan wajah di pangkuan Eka. Lama. Eka yang baru tiba dari pasar sampai mengelus-elus punggung si .

Baca Juga: Konsolidasi Pemenangan, Sekjen DPP PSI Siap Dukung Pasangan WALI di Pilwali Malang 2024

"Saya tidak tahu siapa nama ibu tadi. Kami tidak sempat kenalan," ujar Eka.

Eka tidak mempermasalahkan semua itu. Dia sudah ikhlas suaminyi meninggal. Dia juga mengakui suaminya sering mabuk, tapi tidak malam itu.

Sang suami pernah bekerja di koperasi Telkomsel. Kena PHK. Sejak itu Eka yang cari uang. Dia membuat camilan. Nawi mengantarkan barang dagangan itu ke toko-toko.

Baca Juga: Jelang Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Terima SK B1 KWK dari PSI

Eka bertemu Nawi 22 tahun lalu. Yakni saat orang tua Nawi pindah ke desa ini. Bertetangga. Lalu kawin. Punya anak tiga orang. Yang tertua kuliah di teknik kimia di Politeknik Malang.

Ayah Nawi seorang anggota Polri. Sudah meninggal.

Malam kejadian itu, Nawi tidak mengizinkan Eka ikut ke stadion. Tanpa alasan. "Biasanya saya ikut. Boncengan naik sepeda motor," ujar Eka.

Hari itu Nawi berangkat ke bersama rombongan suporter dari Tegal, Jateng. "Mereka datang sehari sebelumnya. Tidur di rumah saya ini," ujar Eka.

Berarti Eka nonton bola di TV?

“Tidak," katanyi.

Mengapa tidak menonton?

"Malas. Katanya Arema kalah," jawab Eka.

Menjelang pukul 00.00 Eka menelepon teman suaminyi yang ada di stadion. "Sam Nawi baik-baik saja. Ini ada di samping saya. Mau bicara?" jawab yang ditelepon. "Tidak. Ganggu ia saja. Ya sudah kalau baik-baik saja," ujar Eka.

Tak lama kemudian ada orang datang ke rumahnyi: memberitahukan Nawi meninggal. Jenazahnya di rumah sakit. Eka langsung menuju rumah sakit di Kepanjen. Perjalanan lebih 30 km.

"Nama suami saya itu aslinya Iwan. Di Malang jadi Nawi –orang Ngalam memang biasa membalik apa saja.

Soleh, wartawan Tugumalang.id lainnya, mencoba ke Pakis Aji. Si tadi tinggal di Pakis Aji. Yakni satu kecamatan antara kota Malang dan Kepanjen.

Sampai di depan mulut jalan menuju rumah si , Soleh dicegat dua orang. Soleh, diminta untuk tidak meliput ke rumah itu. Demi keamanan.

Soleh sebenarnya ingin konfirmasi benarkah dia ketua yang kini menjadi guru TK dan menjadi istri dari seorang suami penyandang disabilitas. Tapi Soleh tidak memaksakan diri demi keamanan banyak pihak.

Memang si masih menyisakan misteri: mengapa dia mengaku sebagai pemilik suara di audio yang viral itu. Bukankah kalau dia tidak mengaku tidak akan ada yang tahu?

Misteri kadang mengungkapkan dirinya sendiri? (Dahlan Iskan).

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan meilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO