SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kemiskinan yang masih banyak terdapat di wilayah tapal kuda Jawa Timur menjadi perhatian serius Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jawa Timur, Muhammad Fawait. Menurutnya, Pemprov Jatim harus melakukan terobosan atau berpikir secara out of the box untuk menekan angka kemiskinan di daerah pedesaan, khususnya tapal kuda.
Politikus Muda Gerindra ini menilai massifnya kegiatan majelis taklim di wilayah Tapal Kuda, khususnya pengajian ibu-ibu, bisa dijadikan mitra strategis pemprov atau OPD terkait. Menurut Fawait, pemprov bisa merangkul majelis taklim, majelis sholawat, mau pun majelis zikir untuk menekan angka kemiskinan.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Setelah kami keliling Tapal Kuda untuk melaksanakan apel sholawat kebangsaan. kami melihat ada potensi majelis taklim yang bisa dirangkul pemprov untuk menekan angka kemiskinan," kata pria yang akrab disapa Gus Fawait itu, Jumat (25/11/2022).
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jatim 2020 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini menjelaskan, persoalan kemiskinan bukan hanya tanggung jawab gubernur atau bupati. Karena itu harus dicari solusi yang cerdas.
Salah satunya, ia berharap pemprov bisa melakukan pembinaan usaha atau pelatihan UMKM lewat majelis taklim. Dengan begitu, para ibu-ibu tersebut bisa menjadi produktif.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Fawait melanjutkan, dengan melakukan pelatihan usaha tersebut, para ibu bisa mendapatkan penghasilan tambahan rumah tangga tanpa meninggalkan rumah. Sebab, tugas utama para ibu itu adalah mengasuh dan mendidik anak.
"Dengan adanya pelatihan usaha tersebut, paling tidak para ibu bisa memiliki penghasilan sendiri, di luar penghasil suami. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan keluarga pun semakin meningkat," ujar Bendahara GP Ansor Jatim ini.
Presiden Laskar Sholawat Nusantara itu mengungkapkan peran majelis taklim ibu-ibu sangat strategis. Sebab, pemerintah tak perlu susah payah mengumpulkan massa, karena mereka punya jadwal rutin pengajian.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Pasca pengajian, bisa diisi dengan program pelatihan usaha berbasis UMKM. Pemerintah bisa mengoptimalkan potensi di wilayah tersebut untuk dikemas menjadi produk UMKM.
"Kalau di Jember bisa mengoptimalkan potensi edamame, dengan menghasilkan produk olahannya. Atau di daerah lain dengan mengoptimalkan bahan baku yang ada, seperti singkong, pisang, kedelai dan jeruk yang banyak terdapat di tapal kuda," pungkas Gus Fawait. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News