KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kader Kilisuci dan PKK dilibatkan dalam penanganan TBC (Tuberkulosis) di Kota Kediri. Hal ini dilakukan pemerintah daerah setempat melalui dinas kesehatan (Dinkes) dalam rangka mencari dan menuntaskan temuan kasus TBC di Kota Tahu.
Kepala Dinkes Kota Kediri, Fauzan Adima, mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan 1.026 kasus TBC baru hingga 9 Desember 2022, dengan rincian 997 kasus TBC sensitif obat dan 29 kasus TBC resistan (kebal) obat.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
“Jumlah ini telah mendekati target temuan Kota Kediri, yaitu 86 persen dari 90 persen atau 1.185 kasus,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Selasa (13/12/2022).
Menurut dia, jumlah target tersebut telah ditentukan pemerintah pusat untuk menuntaskan kasus TBC di Indonesia pada tahun 2030 mendatang. Beberapa waktu lalu kader kilisuci telah dibentuk dan diberikan pelatihan khusus untuk dapat menemukan kasus TBC di sekitarnya.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan koordinasi bersama anggota PKK Kota Kediri dalam menindaklanjuti upaya program pencegahan dan pengendalian TBC yang telah berlangsung pada Senin (12/12/2022).
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
“Semakin banyak kita dapat menemukan penderita TBC dan dapat melakukan investigasi kontak pada orang-orang terdekat pasien, kita akan dapat mencegah adanya penderita TBC baru. Ini akan sangat membantu dalam menuntaskan kasus TBC di Kota Kediri dan Indonesia,” kata Fauzan.
Selain menemukan penderita TBC baru, salah satu program Dinkes Kota Kediri yang masih diupayakan untuk ditingkatkan saat ini adalah program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Hal itu sebagai program pencegahan TBC pada orang-orang yang dimungkinkan tertular TBC dari orang disekitarnya, namun melalui hasil screening dinyatakan tidak tertular TBC.
“Mereka-mereka ini harusnya tetap diberikan pengobatan untuk mencegah, jika saja sebenarnya sudah tertular, tapi memang masih belum terdeteksi. Di sinilah tantangan terbesar pada program TPT, karena tidak semua masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC mau menjalani pengobatan. Mereka merasa saat ini sehat dan tidak ada gejala TBC,” paparnya.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Melalui rapat koordinasi yang dilakukan pihaknya, Fauzan berharap anggota PKK Kota Kediri juga dapat mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jika memiliki gejala TBC, dan bagi masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC dapat menjalani program TPT untuk mencegah penularan TBC.
“Pemeriksaan TBC dan program TPT dapat dilakukan di puskemas terdekat di Kota Kediri. Semoga para anggota PKK di kelurahan dan kecamatan dapat menjadi penggerak dan motivator bagi kader kilisuci dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencegah dan menemukan kasus TBC di Kota Kediri," pungkasnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News