CILACAP, BANGSAONLINE.com - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan budidaya mikroalga di area pabrik Cilacap, Jawa Tengah. Inisiatif ini merupakan salah satu terobosan inovasi sebagai upaya dekarbonisasi (penyerapan CO2) di lingkungan operasional pabrik anak perusahan dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) itu.
Budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap kerja sama antara SBI dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Matching Fund Dikti sejak 2021. Dalam kerja sama ini, Pusat Studi Energi UGM melalui Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery menyuplai bibit alga untuk dibudidayakan di lahan dan fasilitas infrastruktur yang disediakan oleh SBI.
Baca Juga: SBI Peringati Hari Disabilitas Internasional 2024 Bersama Pemkab Tuban dan Difabel
Selain itu, SBI juga turut menyediakan sumber daya manusia dan bersama dengan Matching Fund Dikti memberikan dukungan dana untuk menyukseskan prgram budidaya mikroalga. Budidaya ini dilakukan melalui sistem kultivasi kolam terbuka dengan menggunakan bubbling, yang memiliki kelebihan membuat Co2 lebih banyak terserap mikroalga.
Mikroalga merupakan jasad renik yang termasuk tumbuhan bersel tunggal dan berkembang biak sangat cepat dengan daur hidup relatif pendek, yang memiliki kemampuan melakukan fotosintesis dengan CO2 dan menghasilkan oksigen. Karena itu, mikroalga dikenal sebagai salah satu penyumbang oksigen di dunia.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap merupakan terobosan inovasi yang menjadi bukti kontribusi SIG dalam upaya dekarbonisasi. Pada tahap pertama, budidaya mikroalga dilakukan di Rumah Alga seluas 180 m² dengan kapasitas 10.000 liter, dan di lahan seluas 252 m² dengan kapasitas 15.000 liter.
Baca Juga: Unit Usaha SIG dan Pemprov DKI Revitalisasi Trotoar di Kawasan Kuningan dengan Beton Dekoratif
Pengembangan terus dilakukan dengan penyiapan lahan untuk tahap kedua seluas 525 m². Diharapkan akan mencapai kapasitas hingga 100.000 liter, sehingga total lahan untuk rumah mikroalga seluas 957 m².
"Selain bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon, berdasarkan kandungan dan fungsinya, alga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik. Sedangkan dengan diversifikasi berdasarkan biomekanismenya, alga dapat digunakan sebagai medicated cosmetic dan bahan sediaan herbal untuk farmasi," ucapnya.
"Melihat dari sisi ekonomis, selain untuk dekarbonisasi, pengambangan mikroalga kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi masyarakat," imbuh Vita Mahreyni.
Baca Juga: Kades Temaji Dilaporkan ke Polisi
Sementara itu, Direktur Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery Pusat Studi Energi UGM, Arief Budiman, mengapresiasi inisiatif pengembangan budidaya mikroalga sebagai bukti komitmen dan langkah nyata perusahaan dalam menurunkan emisi Co2.
"Ini merupakan terobosan yang sangat bagus dalam dunia industri, khususnya industri semen seperti SBI, dengan memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 (karbondioksida) di lingkungan operasional perusahaan," ucap Arief Budiman. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News