JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo menegaskan ASEAN tidak boleh menjadi lokasi perang proksi bagi negara manapun. Presiden Joko Widodo mengatakan terdapat tantangan bagi siapa pun negara yang akan menavigasi ASEAN ke depan, di antara kekuatan-kekuatan besar yang ada.
"Prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN adalah kolaborasi dan kerja sama dengan siapa pun dan kita tidak ingin ASEAN menjadi proksi siapa pun, proksi negara mana pun", ujar Presiden Jokowi.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
Harapan Presiden Jokowi ASEAN tetap terbuka dan bisa bekerja sama dengan negara mana pun. Dengan sifat keterbukaan tersebut, setiap masalah dapat diselesaikan dengan pendekatan dialog. Termasuk dalam isu Myanmar yang akan menjadi salah satu poin pembahasan para pemimpin ASEAN pada KTT ke-42 ini.
"Iya, secara khusus (isu Myanmar) akan dibahas. Tapi, acuan kita tetap untuk Myanmar, acuan kita tetap '5 Point of Consensus', itu tetap menjadi acuan, tetapi harus dengan dialog, bukan karena, menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi", tegasnya.
Presiden Jokowi berharap gara konflik di Myanmar dapat segera diselesaikan.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Setidaknya terdapat 3 hal yang ditekankan Presiden Jokowi terkait isu Myanmar, mulai dari penghentian kekerasan hingga mendorong peran aktif Myanmar dalam dialog-dialog.
"Pertama, kekerasan harus dihentikan, segera dihentikan. Yang kedua, bantuan kemanusiaan harus sampai ke rakyat di Myanmar", ujarnya.
"Yang ketiga, dialog, ini yang penting, yang ingin kita yang aktif tidak hanya di sini, tetapi juga di Myanmar sendiri juga harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang ingin kita lakukan", jelas Presiden Jokowi.
Baca Juga: Klarifikasi Khofifah soal Hoaks Video Bagi-Bagi Santunan Usai Menang Pilbup Jatim
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News