Ternyata Bukan Hanya Pancasila, Nama Soekarno Juga Berasal dari Bumi Kediri

Ternyata Bukan Hanya Pancasila, Nama Soekarno Juga Berasal dari Bumi Kediri Seorang pengunjung Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno saat mengamati piagam yang menyebut perubahan nama Soekarno dari yang sebelumnya Koesno. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ternyata tidak hanya nama sebagai dasar negara yang diyakini berawal dari Bumi , nama juga berasal dari sana. Ada bukunya dan sudah diakui oleh pihak keluarga .

Ketua Persada Sukarno, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten , Kushartono, menjelaskan bahwa memang awalnya belum banyak yang tahu dan ada juga yang meragukan kalau nama itu dari di Bumi .

Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa

"Untuk itulah beberapa kali kita buat forum diskusi. Ada sumber bukunya perubahan nama Koesno menjadi . Dan dalam forum diskusi sudah tidak ada perdebatan, sudah final, apalagi ada pengakuan pihak keluarga, putra Bung Karno,”ujar Kushartono, Jum’at (9/6/2023).

Menurut dia, pengakuan nama yang berasal dari Bumi ini bukan hanya pengakuan lisan, tapi pengakuan resmi dari pihak keluarga, ada pengakuan resmi beserta piagamnya.

"Dalam piagam tersebut tertulis 'Penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada Rumah Masa Kecil Bung Karno dan tempat perubahan nama Koesno menjadi , Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten , Jawa Timur'. Jadi disebutkan dalam piagam penghargaan itu yaitu Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten . Ini kan Bumi jadi nama dari Bumi ,” paparnya.

Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60

Berdasarkan buku-buku, lanjut Kus, memang lahir dengan nama Koesno karena sakit-sakitan nama Koesno kemudian diganti menjadi hal ini disinggung sekilas dalam buku 'Penyambung Lidah Rakyat' karya Cindy Adams.

Dalam buku yang berisi hasil wawancara wartawan Amerika yang pernah bertugas di Jakarta pada 1960-an itu, Bung Karno mengatakan: “Aku memulai hidup ini sebagai anak yang sakit-sakitan. Aku terkena malaria, disentri, semua penyakit dan setiap penyakit. Bapak berpikir, namanya tidak cocok. Kita harus memberikan nama lain supaya tidak sakit-sakitan lagi.”

Ia menilai, kisah tentang penyakit dan perubahan nama Koesno menjadi ini dibeber panjang lebar dalam buku Candradimuka karya Dian Sukarno yang diberi pengantar oleh Guruh Putra. “Dalam buku itu ada judul khusus “Koesno menjadi pada bab VII halaman 169 sampai 190,” ujar Kus.

Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa

“Jadi ada dua penghargaan atau peresmian. Pertama tahun 2015 peresmian Ndalem Pojok sebagai Situs Persada Sukarno Ke-IV di Indonesia setelah Bengkulu, Ende dan Jakarta diberikan oleh Guruh Sukarno Putra. Kemudian tahun 2017 piagam penghargaan atas perubahan nama dari Koesno menjadi ditandatangani oleh Toto Surawan Putra,” paparnya.

Sebagai generasi bangsa yang harus menjunjung tinggi jasa-jasa para pahlawan khususnya pahlawan Proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia, Kus berharap pemerintah pusat mau memperhatikan daerah terkait sejarah Bapak Bangsa.

“Jas merah, semoga kita tidak melupakan sejarah, termasuk generasi muda jangan buta sejarah. Kami berharap pemerintah pusat memberi perhatikan khusus terhadap Kabupaten , sebab banyak sejarah terpendam terkait Bapak Bangsa kita . Sang Proklamator, sang penggali , sang pendiri Negara Republik Indonesia. Apalagi ini bulan Juni, bulan Bung Karno,"pungkasnya. (uji/mar)

Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO