Dukung Peluncuran Platform Socio Forest, Gubernur Khofifah: Aplikasi Multi Manfaat

Dukung Peluncuran Platform Socio Forest, Gubernur Khofifah: Aplikasi Multi Manfaat Gubernur Khofifah saat peluncuran platform Socio Forest.

BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Bersama Perum Perhutani dan Kementerian serta KLHK, Gubernur mendukung peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest  di Kampung Kopi Kluncing, Jalan Kawah Ijen, Pondok Jeruk, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, , Jumat (16/7/2023).

Platform tersebut merupakan aplikasi yang berfungsi untuk memonitoring cara kerja sekaligus meningkatkan komunikasi antara petani kopi, pendamping serta perhutani selaku pengelola lahan.

"Aplikasi ini multi manfaat, meluaskan jangkauan penyedia permodalan dengan petani, mengetahui data petani kopi, ketersediaan lahan, riwayat budidaya serta update progres budidaya yang sudah dan belum dikerjakan," kata .

Ia menjelaskan, merupakan platform digital kemitraan sosial dari 88 Proyek Strategis Kementerian . Platform ini dikembangkan dengan Strategic Delivery Unit (SDU) dalam meningkatkan produktivitas agroforestry, optimalisasi lahan hutan serta penyelarasan kepentingan para pihak dalam upaya transparansi model bisnis kerjasama sosial.

"Platform ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi dalam melaksanakan pemantauan, kerjasama dan budidaya," ujarnya.

Hadirnya platform dari berbagai pihak yang terdiri dari Perhutani selaku Pengelola kawasan Hutan, Petani hutan selaku penggarap, instansi Pemerintahan dan Lembaga Pendidikan selaku pendamping, pengepul atau pembeli hasil produksi selaku off taker, penyedia sarana produksi pertanian serta penyedia permodalan. Dengan demikian, akan mudah mengakses informasi ketersediaan lahan yang dapat dikerjasamakan maupun yang sedang dikerjakan.

"Riwayat budidaya serta update progress budidaya yang dikerjakan serta memudahkan komunikasi antara petani, pendamping dan perhutani," tuturnya.

Selain itu, melalui platform kemitraan sosial ini, mengaku optimis dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pengembangan agroforestri secara efektif dan efisien untuk memperkuat ketahanan pangan.

Artinya, jika kelompok sudah berdaya dan mandiri secara ekonomi, maka harapannya akan mampu mempercepat penurunan kemiskinan, penurunan disparitas di wilayah pedesaan, penurunan tingkat pengangguran terbuka maupun pertumbuhan ekonomi regional di Provinsi Jawa Timur.

"Dengan adanya platform ini, saya optimis dapat memfasilitasi penguatan kelembagaan KPS dan UMKM untuk mendukung Percepatan Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial," terangnya.

"Kekuatan ini jangan disia-siakan dan bangun sinergitas serta jejaring seluas mungkin agar bisa meningkatkan pasar ekspor kopi melalui komunal branding," lanjutnya.

Inovasi tidak sekadar mempermudah cara kerja serta meningkatkan komunikasi, akan tetapi juga akan berdampak pada produksi kopi di Kabupaten baik di pasar nasional hingga internasional.

Menurutnya, Kabupaten merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Sebanyak 60% Kopi arabika di Jawa Timur dihasilkan dari pegunungan Ijen – Raung dengan luas lahan saat ini 68,73 ha.

"Kopi Arabika merupakan satu-satunya produk Kopi Spesialis (Kopi Blue Mountain) di Jawa Timur yang telah mendapatkan Sertifikat Perlindungan Hak Indikasi-Geografis pada tahun 2013. Cita rasa khas inilah menyebabkan produk Kopi Arabika memiliki daya jual dan daya saing yang tinggi di Pasar Kopi Internasional," ungkap Gubernur .

Besarnya potensi kopi di pasaran memiliki tren pertumbuhan yang positif dalam urusan ekspor, terutama dalam tiga tahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020-2021 Jawa Timur menjadi provinsi dengan nilai ekspor kopi terbesar ketiga nasional setelah Lampung dan Sumatera Utara.

Rincian nilai ekspor pada tahun 2020 sebesar US$103,4 juta dan pada tahun 2021 sebesar US$133 juta. Pada Oktober 2022, kinerja ekspor kopi dari Jawa timur berhasil mencapai 81.495.107 kg atau dengan nilai ekspor mencapai US$186,22 juta.

Bahkan, lanjut , pada November 2022, kopi agroforestry Jawa Timur dengan merek Javeast Coffee melalui hasil komunal branding berhasil di ekspor secara perdana ke negara Mesir secara bertahap hingga 200 ton dengan total nilai ekspor lebih dari Rp 6,2 miliar.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO