KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Tren harga beras yang sempat merangkak naik bulan September lalu memberi dampak pada tingkat inflasi di Kota Kediri. Berdasarkan data yang dirilis BPS Kota Kediri, inflasi bulan September masih terpantau terkendali di angka 0,37% secara month to month (mtm).
Pardjan, Kepala BPS Kota Kediri, saat dikonfirmasi mengatakan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi salah satu pemicu inflasi di Kota Kediri.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
"Beras menduduki inflasi yang cukup tinggi di Kota Kediri sebesar 0,32%. Ada pula komoditas lain penyumbang inflasi, di antaranya bensin 0,048%, emas perhiasan 0,035%, biaya pulsa ponsel 0,022%, tempe 0,017%, tahu mentah 0,011%, pisang 0,010%, daging ayam ras 0,008%, jus buah siap saji 0,008% dan wafer 0,007%," ujar Pardjan, Jumat (13/10/2023) .
Di samping itu, terdapat pula sepuluh komoditas yang menghambat inflasi. Di antaranya telur ayam ras mengalami deflasi sebesar -0,084%, cabai rawit -0,059%, bawang merah -0,047%, minyak goreng -0,012%, bawang putih -0,011%, daging sapi -0,010%, kacang panjang -0,009%, cabai merah -0,008%, semangka -0,005% dan bayam -0,004%.
“Yang perlu diwaspadai pada bulan berikutnya ialah komoditas beras. Karena ketika ada kenaikan sedikit, harga akan mengganggu inflasi di Kota Kediri. Begitu juga dengan daging ayam ras, tahu mentah, tempe yang, masih menjadi penyumbang inflasi,” tutur dia.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Agar stabilitas harga terjaga, Pardjan mengimbau kepada Pemkot Kediri, khususnya TPID, untuk melakukan pemantauan harga secara kontinyu. Selain itu, melihat kondisi di lapangan untuk mengetahui komoditas apa yang masih terjadi inflasi atau harganya cenderung mengalami kenaikan.
“Dari kegiatan tersebut bisa dirumuskan untuk dilakukan intervensi dan supply lebih banyak sehingga harga bisa ditekan. Dan yang utama saat ini ialah komoditas beras agar menjadi perhatian karena jika harga naik terus akan mengganggu perekonomian karena beras merupakan komoditas utama konsumsi masyarakat di Kota Kediri,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemkot Kediri Tetuko Erwin Sukarno mengakui sejak akhir bulan Agustus harga beras menunjukkan tren kenaikan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi
Ada beberapa penyebab dari hulu hingga hilir, antara lain kenaikan harga pupuk akibat eskalasi konflik Rusia-Ukraina, kemarau panjang efek el nino, pembatasan ekspor beras pada negara-negara yang biasanya diimpor oleh Indonesia, serta sudah berlalunya masa panen raya yang mengakibatkan supply beras menurun sehingga meningkatkan harga.
Erwin yang jgua Sekretaris TPID Kota Kediri menyampaikan bahwa pemkot bekerjasama dengan Bulog dan Bank Indonesia tengah melaksanakan upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan, untuk komoditas beras.
Selama bulan September 2023 kemarin telah mendistribusikan lebih dari 80 ton beras melalui mekanisme operasi pasar, serta melakukan restocking secara rutin pada toko-toko di pasar tradisional yang ditunjuk oleh Disperdagin Kota Kediri untuk menjual beras SPHP.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tekankan Pentingnya Menjaga Lingkungan Sejak Dini saat World Clean Up Day 2024
Selain itu pemerintah pusat juga tengah menyalurkan bantuan pangan kepada keluarga miskin sasaran berupa beras dan beberapa bahan pokok lainnya.
"Kami berharap banyaknya distribusi beras secara bersamaan ini dapat menekan permintaan beras di pasaran sehingga dapat mengkoreksi harga," tutur Erwin.
Ia mengimbau masyarakat Kota Kediri tak khawatir akan kecukupan stok beras. Karena pada peninjauan ke Gudang Bulog Kediri di minggu ketiga September, Wali Kota Abdullah Abu Bakar telah memastikan stok beras aman hingga Idul Fitri 2024. (uji/ns)
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik, Pemkot Kediri Belajar ke Diskominfo Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News