TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek, Sunarto, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan berbagai langkah agar RSUD Panggul tidak mendapatkan stigma sebagai rumah sakit rujukan. Ia menyebut, Dinkes Trenggalek bakal mengedukasi pada masyarakat yang sedang membutuhkan layanan kesehatan.
”Dengan edukasi semacam itu, stigma atau dan lain sebagainya kok merujuk itu saya kira bisa dinetralisir ketika kita bisa memberikan penjelasan yang terbaik,” ujarnya, Rabu (9/11/2023).
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda
Pernyataan ini sengaja disampaikan karena sebelumnya Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Sukarodin, menyampaikan kekhawatirannya jika pada akhirnya RSUD Panggul dikenal masyarakat sebagai rumah sakit rujukan.
"Pada prinsipnya, semua layanan akan disampaikan pada masyarakat dan diukur dengan kemampuan layanan kesehatan yang dimiliki oleh RSUD Panggul. Ketika kami malah melakukan yang tidak sesuai kompetensi itu, malah yang tidak baik,” urai Sunarto.
Menurut dia, keberadaan RSUD Panggul disambut antusias oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, meski saat ini fasilitas kesehatan terkait memiliki keterbatasan layanan, namun yang terpenting bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar
Saat ini, kata Sunarto, dokter spesialis yang ada di RSUD Panggul yakni dokter patologi dan radiologi. Sementara untuk dokter anak dan bedah belum ada, tapi untuk dokter penyakit dalam dan obgin sudah ada.
Kendati demikian, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 disebutkan sebuah rumah sakit minimal memiliki dokter bedah, anak, penyakit dalam, dan kandungan. Lalu, ditambah 3 penunjang, yaitu anastesi kemudian patologi klinik dan radiologi
Berbicara tentang jumlah tenaga medis yang ada di RSUD Panggul, Sunarto mengatakan bahwa saat ini jumlah tenaga medis berjumlah 52 orang.
Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025
“Sebenarnya kalau untuk optimalnya dengan 2 spesialis sebenarnya sudah bisa berjalan,” pungkasnya. (adv/man/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News