Demi Persatuan dan Kesatuan Antarsuku, Pemkab Trenggalek Bentuk FPK

Demi Persatuan dan Kesatuan Antarsuku, Pemkab Trenggalek Bentuk FPK Pembentukan FPK di Kantor Bakesbangpol Trenggalek.

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Pemkab melalui badan kesatuan bangsa dan politik (Bakesbangpol) membentuk Forum Pembauran Kebangsaan atau FPK dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuan antarsuku.

Kepala Bakesbangpol , Widarsono, mengatakan bahwa FPK dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 34 tahun 2006 yang selanjutnya ditindak lanjuti oleh Bupati dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) nomor 188.45/291/406.001.3.2023.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda

“FPK adalah wadah informasi, konsultasi serta kerjasama antar warga dalam bidang pembangunan kebangsaan,” ujarnya saat memberikan sambutan di Aula Gedung Bakesbangpol , Senin (13/11/2023).

Ia menambahkan, tujuan daripada FPK adalah memelihara persatuan dan kesatuan, menjaga kedaulatan NKRI. Sedangkan tugas dari FPK yakni menjaring aspirasi masyarakat dari pembauran kebangsaan tersebut, serta mengadakan dialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat.

Di hadapan puluhan anggota FPK, Widarsono menjelaskan arti dari pembauran adalah proses menyatunya antarunsur, antarkelompok masyarakat menuju satu kesatuan yang terintegrasi. Menurut dia, sebagai bagian dari warga negara tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuju satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar

Sementara itu, Ketua FPK , Saeny, menyebut bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat majemuk, kendati demikian sebagai warga negara Indonesia harus bersyukur karena di atas kemajemukan itu persatuan dan kesatuan tetap terjaga.

Ia pun menyatakan, jumlah penduduk di Indonesia ada 270 juta, kemudian jumlah sukunya 1.340, ditambah lagi kelompok etnisnya 300, pulaunya 17 ribu lebih, bahasanya 718 bahasa, dan agama yang ada jumlahnya 6 agama, belum lagi kelompok kepercayaan.

“Tentunya kita bisa bersyukur alhamdullilah karena bisa mengatasi perbedaan-perbedaan ini. Dari apa yang saya sampaikan tentunya ke depan kita itu sebagai bangsa harus tetap menjunjung tinggi terhadap kemajemukan yang harus didasarkan kepada keberadaban,” paparnya di hadapan anggota FPK .

Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025

Suku yang menghuni meliputi Jawa, Madura, Bali, Banjar, Sunda, Batak, Bugis, Padang, Papua, Ambon, Bawean, dan Manado. (adv/man/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sakit Hati Gara-Gara Diselingkuhi Istri, Rumah ini Dihancurkan Suami':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO