Mengapa Nikel Indonesia Dikuasai China? Ini Penjelasan Perhapi

Mengapa Nikel Indonesia Dikuasai China? Ini Penjelasan Perhapi foto ilustrasi: ilmutambang.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Mengapa banyak perusahaan tambang Indonesia lebih memilih investor asal China ketimbang negara lain, khususnya dalam pembangunan proyek smelter dalam negeri? Inilah penjelasan Muhammad Toha, Ketua Bidang Kajian Strategis Pertambangan Perhapi (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia).

Menurut Muhammad Toha, ada beberapa faktor perusahaan tambang Indonesia yang pada akhirnya lebih memilih investor dari China. Dilansir CNBC, ia mengungkap bahwa selain teknologi yang sudah mumpuni, investor China relatif lebih murah jika dibandingkan dengan investor dari negara lain.

Baca Juga: Golkar Partai Tanpa Ideologi dan Peluang Jokowi Jadi Ketua Umum

Toha mengatakan bahwa investasi akan lebih mahal jika menggunakan teknologi dari Eropa, Amerika, dan Jepang. "Faktanya, China capex-nya jauh lebih murah, itulah mengapa pada akhirnya perusahaan di Indonesia lebih banyak memilih perusahaan dari China," terang Muhammad Toha, Selasa (5/12/2023).

Walaupun lebih murah, Toha memastikan kualitas dari teknologi yang digunakan China tak kalah dari negara-negara tersebut. 

"Memang 30 tahun lalu teknologi China kita anggap masih ketinggalan, mereka belum kompetitif dari sisi kualitas. Itulah sebab kenapa kita berkiblat ke Jepang, Eropa dan Amerika Serikat waktu itu. Sekarang kebalik kondisinya," jelasnya.

Baca Juga: Kritik Jokowi-Ma’ruf, Jusuf Kalla: Pemerintah Sekarang Habiskan Anggaran untuk Hal Tidak Efisien

Sebelumnya, Muhammad (JK), mantan Wakil Presiden Republik Indonesia sempat menyoroti komoditas yang dinilai telah dimonopoli oleh negara China.

Awalnya JK mengamati sikap rendah diri masyarakat Indonesia dalam pengelolaan sumber daya alam dalam negeri. Ia beranggapan seharusnya masyarakat Indonesia percaya diri dan mampu dalam pengembangan teknologi.

"Kenapa kita selalu tidak percaya diri, kita bicara banyak hal, kita bicara , 90% ini dikuasai China karena mereka selalu menganggap teknologi adalah mereka. Kita selalu harga diri rendah, seakan-akan tidak bisa menguasai teknologi," ucapnya di Economix FISIP UI, dikutip Selasa (28/11/23).

Baca Juga: Sependapat dengan JK, Hasto: Debat Saja Sudah Emosi, Bagaimana Jadi Pemimpin yang Baik?

Menurut , diperkirakan Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 116 smelter pada beberapa tahun mendatang. maka, seharusnya Indonesia juga dapat menguasai teknologi pengoperasian di pablik smelter. "Perusahaan itu membuktikan bahwa semua bisa dilaksanakan dengan teknologi dan kita bisa menguasai teknologi itu, smelter, apapun, listrik apa pun bisa kita kuasai," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO