KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Meskipun Kota Batu bukan merupakan daerah endemis kusta, tetapi setiap tahun masih ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru.
Angka kunjungan Kota Batu yang tinggi serta pengiriman produk pertanian ke luar Kota Batu (interaksi penduduk dengan warga berbagai kota) menjadi potensi masih munculnya penyakit ini.
Baca Juga: Paslon Nur-Heli Yakin Raih Suara Sah Pilwalkot Batu Lebih dari 50 Persen
"Kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kota Batu tetap berusaha melakukan upaya deteksi melalui kerja sama penemuan kasus dengan dokter spesialis kulit di semua rumah sakit di Kota Batu serta pemberian edukasi cardinal sign kusta kepada masyarakat," ujar dr. Suzana Indahwati, Kabid Pencegahan Penularan Penyakit dan Penanggulangan Bencana Dinkes Kota Batu.
Dijelaskan Suzana, puskesmas di Kota Batu mampu melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk diagnosa kusta didampingi dinas kesehatan. Pengobatan kusta pun gratis di seluruh puskesmas se-Kota Batu.
Untuk memperingati Hari Kusta Sedunia (World Leprosy) setiap hari Minggu terakhir bulan Januari, Suzanna mengingatkan akan bahaya penyakit tersebut.
Baca Juga: Pertama di Kota Batu, Pemkot Launching Koperasi Multi Pihak Kreatif
Ia menjelaskan, penyakit kusta merupakan golongan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian.
Namun penyakit kusta berisiko menyebabkan cacat. Hal ini membuat pasien kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat berdampak pada kondisi psikologisnya.
Sebagai penyakit kelompok neglected desease (penyakit terabaikan), penyakit kusta perlu mendapatkan perhatian khusus. Peringatan Hari Kusta Sedunia bertujuan untuk untuk menciptakan kesadaran terhadap stigma yang melekat pada penyakit ini.
Baca Juga: Pukau Ribuan Penonton, Kota Batu Sukses Gelar Batu Art Flower Carnival 2024
Yakni dengan menyadarkan bahwa kusta adalah penyakit yang disebarkan oleh sejenis bakteri dan dapat disembuhkan. Jadi bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan, atau penyakit keturunan seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat.
Hari Kusta Sedunia 2024 mengusung tema "Beat Leprosy" atau "Kalahkan Kusta". Tema ini dipilih dengan dua tujuan, menghapuskan stigma yang melekat pada kusta dan meningkatkan martabat orang yang terkena penyakit tersebut.
Tema "Beat Leprosy" berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan perlunya mengatasi aspek sosial dan psikologis penyakit kusta, di samping upaya medis untuk menghilangkan penyakit tersebut.
Baca Juga: Dukung Program Tingkatkan Gizi Anak Sekolah, Forkopimda Kota Batu Gelar Program KWB Bergizi
Tema ini menyerukan kepada dunia agar kusta tidak lagi menjadi sumber stigma, melainkan sebuah kesempatan untuk menunjukkan belas kasih dan rasa hormat kepada semua individu. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News