SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, meraih penghargaan dari PWNU Jatim sebagai Governor of East Java with Best Devotion.
Anugerah tersebut diserahkan langsung oleh Ketua PWNU Jatim, KH. Abdul Hakim Mahfudz, kepada Khofifah saat acara Tasyakuran dan Konsolidasi Organisasi dalam rangka Harlah NU ke-101 di Kantor PWNU Jatim.
Baca Juga: Relawan Gus E Gelar Rakor di Sidoarjo untuk Kemenangan Bunda Khofifah-Mas Emil
Penghargaan itu diberikan kepada Khofifah karena selama menjabat sebagai Gubernur Jatim periode 2019-2024 dinilai telah memberikan pengabdian terbaik (best devotion). Tidak hanya bagi kemajuan bangsa, negara, provinsi dan masyarakat Jatim, tapi juga kepada nilai-nilai kemanusiaan.
Usai menerima penghargaan ini, Khofifah menyampaikan terima kasih dan apresiasinya. Menurut dia, anugerah itu menjadi penguat bahwa nilai-nilai kemanusiaan harus terus dijaga dan dilindungi, terutama oleh organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama (NU).
Ia menjelaskan, NU memiliki kekuatan luar biasa melalui jejaring yang dimiliki untuk bisa memberikan perlindungan kemanusiaan khususnya untuk memperjuangkan bagi penguatan bagi pihak-pihak stateless atau tidak memiliki kewarganegaraan, salah satunya kelompok etnis Rohingya yang saat ini mengalami penolakan di banyak negara.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
"Moderasi dan toleransi dunia saat ini butuh role model. Sebagai contoh kaum Sunni seperti etnis Rohingya. Mereka stateless, tidak punya kewarganegaraan karena terdesak dari negaranya dan saat ini mendapat penolakan di sejumlah negara. Saya pernah ketemu mereka dan banyak yang hafidz hafidzah (hafal Al Qur'an). Mereka dari kaum Sunni, santun dan perilakunya baik," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Kamis (15/2/24).
"Artinya kekuatan Sunni dunia kalau mau bilang komandan tertingginya yang memiliki kekuatan besar ya NU. Penguatan NU untuk bisa membangun jejaring salah satunya dengan PBB dalam hal ini UNHCR. Kekuatan besar NU adalah payung dari sangat banyak kelompok Islam moderat. Jikalau ini bisa jadi plan of action dalam Harlah ke-101, maka akan jadi bagian penguatan NU yang lebih signifikan dan terukur secara internasional," imbuhnya.
Baca Juga: Warga Nganjuk di Pasar Berbek Nganjuk Full Senyum Disambangi Khofifah, Tukang Becak: Lanjutkan Bu!
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, kelompok pengungsi Rohingya ini ditolak di banyak tempat. Di Indonesia sendiri, pengungsi Rohingya ada di beberapa daerah seperti Aceh, Medan (Sumut), termasuk di Jatim yakni di Puspa Agro, Sidoarjo. Gelombang penolakan terhadap kelompok ini terus berdatangan. Saatnya NU memberikan perlindungan kepada mereka melalui diplomasi intetnasional.
"Ini bagian dari kekuatan yang menurut saya NU punya kemampuan untuk menegosiasikan. Kenapa ada komunitas masyarakat yang terus berpindah-pindah negara dan mereka jumlahnya cukup besar. Memang tidak mudah bagi suatu negara menerima pengungsi dalam jumlah cukup besar, tetapi kita ikhtiarkan bersama," katanya.
"PR kemanusiaan kita tatarannya internasional. Tapi saya yakin jejaring NU bisa menyapa mereka dan memberikan rekomendasi ke PBB dalam hal ini UNHCR melalui Kemenlu RI. Sehingga ada ruang bagi mereka yang stateless bisa dibantu," imbuhnya.
Baca Juga: Khofifah Puji Fasilitas Pembelajaran Modern dan Berteknologi Tinggi di Ponpes Dalwa Bangil
Menurutnya, dari seluruh kekuatan yang sudah dimiliki NU salah satunya melalui Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di luar negeri, maka plan of action yakni perlindungan bagi kaum stateless seperti Rohingnya bisa lebih maksimal. Yakni denhan membangun komunikasi intensif dengan UNHCR.
"Jadi NU lewat PCI-nya bisa merekomendasikan ke PBB dalam hal ini UNHCR. Atau PBNU dan PWNU Jatim ke PBB secara langsung. Sehingga ada keberpihakan PBB bagi entitas yang tidak memiliki kewarganegaraan cukup lama. Tentunya ini akan memberikan ruang kemanusiaan yang sangat besar," katanya.
Di akhir, Khofifah juga meminta doa dan restu maju lagi sebagai Gubernur Jawa Timur periode kedua, dalam Pilkada Jatim tahun ini.
Baca Juga: Tampil Memukau di Debat ke-2, Khofifah-Emil Paparkan Tata Kelola Pemerintahan yang Terbukti Berhasil
"Hari ini adalah hari pertama saya purna tugas setelah kemarin saya mengakhiri masa jabatan di periode pertama. InsyaAllah tahun ini akan dilakukan pilkada pemilihan Gubernur Jatim, nyuwun pangestu kami akan mencalonkan lagi," katanya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim KH. Abdul Hakim Mahfudz mengatakan bahwa penghargaan yang diberikan kepada Khofifah adalah sebagai bentuk penghargaan kepada pejabat yang juga keluarga NU. Terlebih Khofifah merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Atom, Khofifah Borong Jajanan Tradisional dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
"Selama ini kedekatan dan kebersaman beliau dengan NU cukup baik, sehingga di akhir masa jabatan beliau, kami memberikan apresiasi," katanya.
"Terkait maju lagi di periode kedua tentunya kita mendukung yang selama ini sudah baik dilanjutkan. Tapi nanti kita akan bahas bersama, kita msuyawarahkan. Intinya kita dukung yang sudah baik selama ini," pungkasnya.
Turut hadir Rois Syuriyah PWNU Jatim KH. Anwar Mansyur, Ketua MUI Jawa Timur KH. Mutawakkil Alallah, Wakil Rois KH. Matin Djawahir, Wakil Ketua PWNU KH.A. Jazuli Nur,Lc, Ketua PW Muslimat NU Jatim Nyai Masruroh Wahid, Prof. M. Nuh, Ph.D, Sekretaris PWNU Prof. Dr. Akhmad Muzakki, Ph.D dan Wakil Katib Syuriyah PWNU KH. Romadhon Khotib. (dev/mar)
Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News