SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, menyoroti kasus DBD (demam berdarah dengue) yang tengah melonjak. Diketahui, DBD di Jawa Timur menyentuh angka 3.638 kasus.
Di awal 2024, angka DBD paling tinggi terjadi di Kabupaten Probolinggo, 600 kasus, sementara di Surabaya saat ini tercatat lebih dari 30 kasus. Khofifah mengatakan, angka kasus DBD tahun ini meningkat pesat dibandingkan 2023, yang mana jumlah kumulatif kasus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti di Jawa Timur capai 9.041 kasus.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
“Jika dilihat trennya, di awal tahun 2024 ini kasus DBD Jatim sangat tinggi. Sehingga yang penting dilakukan oleh masyarakat adalah meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai terinfeksi penyakit DBD,” ujarnya, Senin (4/3/2024).
Untuk itu, wanita yang juga Ketua PBNU dan Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengimbau masyarakat untuk menggiatkan kembali gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Gerakan ini cukup mudah, yakni dengan melaksanakan 3M Plus (membuang barang-barang bekas, menutup tempat penampungan, dan juga menguras tempat penampungan air).
Selain itu juga bisa dilakukan kegiatan preventif plus-plus lain yang bisa mencegah penyebaran DBD. Seperti menggunakan kelambu, menghindari kebiasaan menumpuk atau menggantung pakaian, juga menggunakan lotion anti nyamuk.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
“Di kampung-kampung sejatinya juga sudah ada para ibu-ibu jumantik atau juru pemantau jentik nyamuk. Harapannya di masa-masa waspada DBD seperti ini, pelaksanaan pemantauan jentik harus digencarkan. Ini penting untuk menghindari penyebaran DBD,” urai Khofifah.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak masyarakat untuk aktif melengkapi vaksinasi DBD pada anak hingga dewasa. Pasalnya vaksinasi DBD bisa anjurkan untuk usia 6-45 tahun.
“Karena penyakit DBD cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan cermat, maka, vaksin demam berdarah dengue, menjadi kunci preventif dalam mengurangi risiko penularan dan dampak penyakit ini,” tuturnya.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Saat ini, vaksin demam berdarah tetravalen atau tetravalent dengue vaccine (TDV) memberikan perlindungan terhadap empat jenis virus dengue, mulai dari DENV1, DENV2, DENV3, hingga DENV4.
Vaksin ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit, melainkan dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi.
Vaksin demam berdarah dengue ini memiliki peran penting dalam pencegahan demam dengue, terutama di daerah-daerah di mana virus dengue tersebar luas.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Meskipun vaksin tidak memberikan jaminan total terhadap penyakit, penggunaannya diharapkan dapat mengurangi keparahan gejala dan risiko terkena DBD, serta membantu mengendalikan penyebaran penyakit di masyarakat.
“Maka, kunci dari pencegahan DBD adalah 3M Plus dan vaksinasi. Mari masyarakat melaksanakan 3M Plus dan Vaksinasi guna mewujudkan nol kematian akibat dengue,” kata Khofifah. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News