SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang kini disebut Pansela (Jalan Pantai Selatan) sudah hampir 50 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur, Muhammad Yasin.
Ia menjelaskan, pembangunan Pansela merupakan target utama Pemprov Jatim untuk menyelesaikan disparitas antara bagian utara dengan selatan sesuai dokumen RPJPD atau rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
“Yang paling banyak belum selesai pembebasan lahannya itu adalah Trenggalek, kita masih butuh anggaran sekitar Rp200 miliar,” ujarnya kepada awak media, Senin (1/4/2024).
Ia mengatakan, anggaran tersebut merupakan tanggung jawab kabupaten namun dengan kondisi fiskal Pemkab Trenggalek maka hal itu dirasa berat. Sehingga, Pemprov Jatim akan mencoba membantu dan meminta pemerintah pusat membersamai menyelesaikan persoalan ini.
“Karena pemerintah pusat sebenarnya komit kalau sudah lahannya siap, maka biaya konstruksinya akan segera dianggarkan, dan kita sudah selesaikan,” tuturnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Terkait lahan Perhutani yang dilewati pembangunan Pansela, Yasin menyatakan tidak ada ganti rugi tapi memerlukan ijin penggunaan lahan dengan kompensasi melakukan konservasi. Seperti lahan di Blitar dan Malang. Namun, Jember, Lumajang, dan Banyuwangi perlu penyelesaian pembebasan lahan.
“Saya kira itu lebih ringan dibanding kita harus membeli seperti yang dulu dilakukan,” ucapnya.
Pansela di Jatim memiliki panjang sekitar 628 kilometer berdasarkan RPJPD dan telah terbangun 350 kilometer dan sisanya ditargetkan selesai dalam lima tahun mendatang selama pemerintah pusat berkomitmen.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
“Kita ini berat kalau nggak segera diselesaikan, disparitas utara selatan ini sangat luar biasa. Wilayah utara ini sudah mampu memberikan kontribusi PDRB 40 persen terhadap perekonomian kita, selatan baru 16 persen, jadi jomplangnya luar biasa, sementara potensi selatan tidak kalah dengan utara,” urai Yasin. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News