SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Khofifah Indar Parawansa, dilantik sebagai Ketua Dewan Penasehat DPD Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jawa Timur periode 2024-2029, di Hotel Vasa Surabaya, Rabu (2/10/2024).
Dilantik langsung oleh Ketua Umum DPN HKTI, Fadli Zon, Khofifah menyampaikan optimisme dan juga komitmennya untuk mengembangkan sektor pertanian di Jawa Timur.
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
“Hampir di semua sektor kita tertinggi. Mulai pertanian, peternakan, perikanan, Jawa Timur tertinggi secara nasional. Itulah mengapa Jawa Timur disebut sebagai lumbung pangan nasional,” kata Khofifah.
Karena itu, secara khusus dalam kesempatan ini Khofifah menyampaikan pada Ketua Umum HKTI Fadli Zon untuk mengupayakan bersama bagaimana Indonesia bisa mewujudkan swasembada daging seperti yang telah dicapai Jawa Timur.
“Swasembada daging saya rasa sangat mudah untuk bisa dihitung. Karena di Jatim itu ada Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) milik Kementan di Singosari. Memang milik Kementerian Pertanian, namun lembaga tersebut telah memberi banyak manfaat dan berkah untuk sektor peternakan Jawa Timur.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
“Saya ketika misi dagang, sering menyampaikan ayo kirim tim untuk belajar ke BBIB. Karena lebih dari 20 negara di dunia itu mengirim tim untuk belajar bagaimana bisa menyiapkan seperti BBIB,” ujar Khofifah.
“Karena daging jauh lebih mudah dan sangat bisa diukur. Beda dengan padi misalnya. Tapi untuk daging lebih mudah diukur untuk bisa swasembadar,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menyebutkan tekadnya untuk membuat Smart Village di Jawa Timur. Pasalnya saat ini Jatim sudah memiliki 4.000 lebih desa mandiri.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
“Maka kita sudah siapkan desa mandiri rakyatnya cerdas sejahtera. Itu sebetulnya pintu masuk ke smart village,” katanya.
Tak ketinggalan, Jatim juga sudah punya desa devisa yang jumlahnya tertinggi di Indonesia. Dengan adanya desa devisa dan juga smart village maka akan menjadi alat untuk menahan agar anak anak muda tidak hijrah ke kota.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
“Karena mereka sudah bisa mendapatkan income jadi ibaratnya mereka bergerak di desa tapi rejeki kota. Ini yang akan kita bangun bersama,” urainya.
Di sektor pertanian, Khofifah juga ingin mewujudkan plaza ikan yang nantinya bisa untuk menjadi daya tarik sektor wisata di Jawa Timur. Pasalnya di negara-negara lain seperti Jepang, Korea sudah memiliki sentra sentra plaza ikan yang digunakan wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk berwisata kuliner.
“Kita ikhtiarkan agar ini bisa terwujud. Selain itu juga saat ini di Jatim sudah banyak pemanfaatan teknologi pertanian. Misalnya nabur benih dan pupuk sudah dengan drone. Sehingga sangat sesuai untuk petani millenial,” katanya.
Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba
Di sisi lain, Ketua Umum HKTI Fadli Zon menegaskan harapannya bahwa HKTI Jatim akan menjadi garda terdepan memajukan petani dan sektor pertanian di Jatim.
“Abah Arum Sabil sudah dikenal Pak Prabowo. Semoga Bunda Khofifah yang juga Ketua Dewan Pembina HKTI Jatim bisa mengemban amanat kembali memimpin Jatim. Pak Prabowo Ketua Dewan Pembina DPN HKTI mengucapkan salam dan selamat atas pelantikan HKTI Jatim ini,” kata Fadli Zon.
Peran HKTI menurutnya sangat krusial untuk menghadapi cita cita dan target Indonesia ke depan. Terutama kaitannya dalam menyediakan bahan pangan yang sehat dan bergizi, menurunkan angka stunting, dan juga adanya program makan bergizi dari pemerintah.
Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang
“Sektor pertanian Jatim banyak yang unggul dan jadi juara se Indonesia. Kita tahu Jatim produsen padi terbesar empat tahun berturut turut sejak 2020. Ini karena sebesar 18 persen Jatim menyumbang produksi padi nasional, ada 9,7 juta ton GKG. Jagung juga terbesar 30,63 persen terhadap produksi jagung nasional,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua DPD HKTI Jatim Arum Sabil menyoroti tantangan para petani dan juga. Banyak yang memiliki produk pertanian berlimpah tapi kemudian kurang memiliki nilai jual. Atau nilai jualnya murah. Maka dibutuhkan sinergi dengan banyak pihak.
“Oleh karena itu proteksi dan promosikan itu perlu dilakukan. Jangan sampai petani terjebak oleh pupuk palsu, pestisida palsu,” ujarnya.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Serta juga ada kebutuhan terkait pentingnya promosi, yaitu bagaimana para petani dan peternak mengenalkan bahwa produk hasil pertanian, peternakan, maupun perkebunan di Jawa Timur itu bukan hanya memiliki harga atau kualitas. Tapi juga sehat untuk dikonsumsi,” pungkasnya. (dev/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News