11 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Kediri Jalani Asimilasi di Lereng Gunung Klotok

11 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Kediri Jalani Asimilasi di Lereng Gunung Klotok Kalapas Klas IIA Kediri, Urip Dharma Yoga, saat menunjukkan tempe hasil produksi para WBP Lapas Kediri. Foto: Muji Harjita/BANGSAONLINE

KOTA KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Sekitar 11 orang WBP ( Pemasyarakatan) Kediri yang akan bebas dari hukuman, menjalani program asimilasi.

Asimilasi merupakan program bagi pengembalian yang tujuannya adalah mempersiapkan mereka kembali di masyarakat dengan cara kompensasi dibaurkan kepada masyarakat dalam menjalani sebagian masa pidananya di luar lapas.

Baca Juga: Setubuhi Anak Kandung Sendiri, Pria di Kediri Ditangkap Polisi

Kalapas Klas IIA Kediri, Urip Dharma Yoga, mengatakan, ada 11 WBP yang menjalani kegiatan kemandirian di Lapas Kediri yang lokasinya sekitar 3 kilometer dari lokasi Lapas tepatnya di lereng Gunung Klotok, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

"Setiap harinya ada 11 warga binaan pemasyarakatan kita yang memenuhi syarat baik syarat administratif maupun syarat substantif. Mereka kita ajak ke sini (lokasi kebun) dipekerjakan untuk membuat tempe, ternak ikan seperti lele dan nila, menanam sayur, beternak kambing, pertukangan kayu, mengelas serta tempat pemotongan ayam,"kata pria asal Purwokerto itu, kepada sejumlah awak media yang diajak ke tempat asimilasi WBP, di SAE Lakuli Klotok, Senin (14/10/2024).

Menurut Urip, dari hasil produktivitas mereka, apabila nanti menghasilkan suatu materi, maka ada PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) setiap bulannya untuk negara dari hasil penjualan. Warga binaan-pun juga dapat upah premi.

Baca Juga: Kampanye Terakhir, Paslon Fren Gowes Bersama Tim Sukses dan Simpatisan Keliling Kota Kediri

"Namun rata-rata warga binaan tidak menggunakan preminya. Mereka bilang nanti saja Pak, saya tabung dulu setelah saya pulang atau pada saat keluarganya datang ke sini dia bisa memberikan oleh-oleh kepada anak-anaknya. Walaupun dia hanya sebatas membelikan tas sekolah atau pulpen untuk sekolah atau buku, iitu sangat berharga untuk anak dan dia sendiri merasa ada rasa tanggung jawab sebagai bapak,"imbuhnya.

Ditambahkan Urip, bahwa lokasi untuk asimilasi WBP, selain cukup asri juga memiliki tempat ibadah khusus dan di sini warga binaan juga tetap memiliki hak untuk dikunjungi keluarganya.

Mantan Kalapas Wonogiri itu juga bercerita bahwa ketika dirinya menjadi Kalapas Wonogiri, pernah membuat tanah tandus menjadi lahan pertanian yang bisa menghasilkan uang.

Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan

Waktu itu, lanjutnya, ia minta bantuan Kodim Wonogiri untuk menata lahan berbukit seluas sekitar satu hektar menjadi lahan pertanian. 

Setelah lahan pertanian jadi, ada sebuah perusahaan bibit jagung yang membantu bibit dan pupuk.

"Pekerjanya tentu saja para WBP yang akan bebas sekalian diajari cara bercocok tanam untuk bekal ketika mereka kembali ke masyarakat,"pungkasnya. (uji/van)

Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO