TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, melakukan droping air bersih serta meninjau jembatan putus akibat banjir di Trenggalek, Rabu (30/10/2024). Terdapat 12 ribu liter air bersih yang disalurkan BPBD Jatim kepada 664 KK atau sekitar 1.858 jiwa warga terdampak kekeringan di Desa Sumberejo.
Selain air bersih, diserahkan pula bantuan jeriken, tandon dengan kapasitas 1.200 liter, terpal dan makanan siap saji. Gatot mengatakan bahwa Jawa Timur saat ini telah memasuki musim pancaroba, dan sebagian daerah kekeringan masih berlangsung.
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
Namun, ia menyebut ada daerah lain yang sudah mulai turun hujan. Bahkan, beberapa daerah sudah terdampak bencana hidrometeorologi.
"Yang mengalami musim kemarau, dimana sumber air sudah mengalami kekeringan, kita lakukan droping air bersih. Ini kami lakukan terus selama kekeringan ini masih berlangsung," katanya.
Baca Juga: Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur Sasar Perairan Madura
Ia menjelaskan, sebanyak 27 kabupaten/kota di Jatim kini telah menetapkan status siaga darurat kekeringan, termasuk Trenggalek yang telah melanda 71 desa di 14 kecamatan hingga akhir Oktober 2024. Sedangkan kabupaten dengan dampak kekeringan paling parah adalah Bojonegoro dengan 115 titik.
"Kita juga mengupayakan bersama Kalaksa Kabupaten Trenggalek adanya upaya-upaya lain, seperti pengeboran air, agar masalah kekeringan ini bisa teratasi, dan tidak terjadi setiap tahun," ucap Gatot.
Sementara itu, Kades Sumberejo, Nur Hamim, berterima kasih atas bantuan air bersih yang diberikan BPBD Jatim. Ia pun berharap, adanya upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekeringan di desanya.
Baca Juga: Selain Bantu Evakuasi Warga, BPBD Jatim Kirim Bantuan Logistik ke Mojokerto dan Jombang
"Kami bersama warga juga berharap bisa melakukan reboisasi dengan bantuan bibit tanaman dari pemerintah," sebutnya.
Usai melakukan droping air bersih, Kalaksa BPBD Jatim bersama rombongan lalu meninjau jembatan di Desa Tawing Kecamatan Munjungan yang putus akibat luapan banjir. Saat ini, kondisi jembatan dengan lebar 3 meter, panjang 36 meter dan tinggi 3,5 meter ini tidak bisa difungsikan untuk lalu lintas warga.
Baca Juga: Kunjungi BPBD Jatim, Ning Lia Monitoring Potensi Bencana Hidrometeorologi Jelang Pilkada 2024
Sebagai konsekuensinya, masyarakat harus berputar sejauh 5 km dengan akses jalan yang lebih sempit. Kepala Bakorwil I Madiun, Heru Wahono, memastikan jembatan yang putus ini akan dilaporkan kondisinya kepada Pj Gubernur Jatim untuk segera dilakukan perbaikan.
Perbaikan ini dirasa penting, karena jembatan ini juga menjadi jembatan ekonomi bagi warga sekitar, baik untuk mengangkut hasil laut, maupun hasil pertanian. Kades Tawing Krinowo mengisahkan, ambrolnya jembatan ini juga menimpa pengguna motor, hingga bangkai kendaraannya masih berada di dasar sungai.
"Untungnya pengguna kendaraan ini masih bisa selamat. Kami sangat berharap, agar jembatan ini bisa segera diperbaiki. Karena jembatan ini adalah jembatan ekonomi bagiwarga," ujarnya. (dev/mar)
Baca Juga: Pjs Bupati Trenggalek Salurkan Bantuan Air Bersih pada Warga Terdampak Kekeringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News