Luncurkan Program GEMA, Pj Gubernur Jatim Dorong Inovasi Pengembangan Tembakau, Kopi, dan Kakao

Luncurkan Program GEMA, Pj Gubernur Jatim Dorong Inovasi Pengembangan Tembakau, Kopi, dan Kakao

KOTA MALANG,BANGSAONLINE.com - Pj Gubernur Adhy Karyono meluncurkan program Generasi Muda Agropreneurship () dalam acara Pertemuan Inovasi Pengembangan , , dan di Ijen Suites & Resort Convention Kota Malang, Kamis (28/11/2024) malam.

Dengan diluncurkannya program ini, pihaknya mendorong agar inovasi demi pengembangan tembakau, kopi, dan kakao terus lahir dan dikembangkan di .

Baca Juga: Transaksi Ekonomi KTH Tertinggi Nasional, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari Menhut

Tidak hanya itu, program ini juga diharapkan mendorong regenerasi dari petani tembakau, kopi dan juga kakao Jatim.

"Petani pasti ada umurnya sehingga kita mengembangkan dan meningkatkan motivasi dan minat dari para petani muda untuk bisa melanjutkan. Kita ingin ada regenerasi. Dan ini potensinya sangat besar karena pasar dunia sudah mulai melirik langsung ke . Dan ini memberikan PDRB yang cukup luar biasa untuk kita dan juga pendapatan negara untuk Indonesia," jelasnya.

Lebih lanjut Adhy menekankan pentingnya pengembangan kopi, tembakau dan juga kakao. Pasalnya, ketiga produk tersebut merupakan komoditi yang telah banyak dilirik di pasar global.

Baca Juga: Terima Kunker Duta Besar Argentina, Pj Adhy Bahas Potensi Kerja Sama dan Investasi dengan Jatim

"Tentunya kita bersyukur bahwa kita dianugerahi tanah yang subur untuk jenis tembakau. Kita produksinya lebih dari 50 persen dari produksi nasional dan ini menjadi tumpuan. Begitu pun dengan kopi dan kakao,” kata Adhy.

“Maka dari itu, kita menginginkan proses bertanam yang tidak hanya konvensional tapi juga dengan teknologi," imbuhnya.

Pj. Gubernur Adhy menyebut, Pemerintah Provinsi berupaya terus mengeluarkan inovasi-inovasi yang menjadi nilai tambah. 

Baca Juga: Di Pembekalan Pimpinan di Kementerian PPPA, Khofifah Ajak Maksimalkan Layanan PA hingga Pelosok

Sehingga dapat menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan iklim, kendala teknologi, serta lemahnya posisi tawar petani.

"Yang perlu kita pahami adalah inovasi itu tidak melulu sesuatu yang baru. Inovasi itu juga bisa berarti replikasi dan melanjutkan sesuatu yang sudah ada," jelasnya.

Untuk itu, pemerintah telah menginisiasi program pelatihan berbasis inovasi seperti Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP), serta memberikan dukungan berupa bibit bersertifikat.

Baca Juga: Di Penganugerahan INOTEK Award, Pj Gubernur Adhy Sebut Ekosistem Berinovasi di Jatim Luas

Lebih jauh, dirinya berharap akan ada kestabilan harga yang saat ini sangat tergantung dari musim panen petani. Di mana, panen yang bersamaan akan menimbulkan over supply yang menurunkan nilai jual.

"Maka ini sedang dipikirkan bagaimana supaya ada penyimpanan-penyimpanan yang akhirnya petani juga bisa diuntungkan dengan tidak mengganggu dari proses produksinya. Harus ada skema pembiayaan yang menguntungkan petani, itu yang paling penting," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Adhy turut menyerahkan berbagai macam penghargaan untuk kelompok tani dari segenap penjuru

Baca Juga: Kabar Gembira! UMP Jatim 2025 Naik 6,5 Persen, Begini Kata Pj Gubernur Adhy

Di antaranya penghargaan Kelompok Tani Berprestasi serta Kelompok Tani Berprestasi.

Tak hanya itu, diserahkan pula penghargaan perkebunan untuk berbagai kategori. Yakni kategori Verifikasi Usaha Tani Dengan Bawang Merah, Inovasi Pengembangan Varietas , juga Agropreneur Muda .

Masing-masing kategori dimenangkan oleh tiga Gapoktan. Di mana juara pertama mendapatkan 9 ekor kambing, juara kedua mendapatkan 7 ekor kambing, dan juara ketiga mendapatkan 5 ekor kambing.

Baca Juga: Kang Irwan Dukung Mbah Kholil, Kiai Bisri dan Gus Dur Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional

Sebagai informasi, pada tahun 2023, memantapkan diri sebagai provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia, dengan luas areal 114 ribu ha dan produktivitas mencapai 1.371 kg/ha, atau sekitar 45,65 persen dari total produksi nasional. 

Capaian ini meningkat pada tahun 2024 yang ditunjukkan dengan luas areal penanaman tembakau yang meningkat pesat sebesar 170 ribu ha dengan produktivitas 1.500 kg/ha.

Tak hanya itu, berada di posisi 5 besar produsen kopi nasional, dengan luas areal mencapai 115.921 ha dan produksi mencapai 72.823 ton. 

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Tinjau Langsung Rekapitulasi Hasil Hitung Suara Pilkada Tingkat Provinsi

Nilai ekspor untuk kopi mencapai 68.904 ton. Sedangkan untuk nilai impor mencapai 2.678 ton.

Sementara untuk komoditi tanaman kakao, berada di posisi 10 besar kakao nasional dengan luas areal mencapai 53.523 ha dan produksi mencapai 33.512 ton. Untuk nilai ekspor kakao dengan berbagai bentuk produk mencapai 99,4 juta ton dan impor mencapai 37,4 juta ton. Hal ini menunjukkan potensi kebutuhan ekspor cukup besar dan terus meningkat.

"Ke depannya kami berharap bahwa petani bersatu menjadi sebuah korporasi besar untuk bersama-sama menghadapi persoalan-persoalan dan juga untuk bargaining position untuk harga tembakau. Begitu juga dengan kopi dan kakao. Dari petani untuk Indonesia sejahtera," pungkas Pj. Gubernur Adhy. (dev/van)

Baca Juga: Pantau Banjir di Grati Pasuruan, Pj Gubernur Jatim Salurkan Bantuan dan Pastikan Hal ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO