Bedah Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 74 Bersama Syekh Fadhil, Khofifah: Warga Jatim Sangat Antusias

Bedah Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 74 Bersama Syekh Fadhil, Khofifah: Warga Jatim Sangat Antusias Khofifah saat acara Bedah Tafsir Surat Al-Baqarah yang menghadirkan Cicit Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - kembali menggelar Kajian Tafsir Al-Jailani, dengan menghadirkan langsung ulama besar, Syekh Assayyid Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al Jailani, Jumat (10/1/2025) malam.

Syekh Fadil Al Jailani yang mentahqiq tafsir Al Jailani setelah tersimpan di perpustakaan Vatikan selama 800 tahun. Komplit 30 juz manuscript tafsir ini ia temukan. Kemudian diteliti dan dikaji selama tiga puluh tahun dan saat ini telah ada terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: Teken MoU dengan Forum Rektor Indonesia Jatim, Mensos Ajak Perguruan Tinggi Entaskan Kemiskinan

Ulama asal Istambul, Turki tersebut sengaja didatangkan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan (MAS), Indar Parawansa, karena Syekh Fadhil sedang muhibah di Indonesia agar masyarakat mendapatkan kesempatan mendapatkan siraman ilmu secara langsung dari cicit Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Ribuan masyarakat dari seluruh antusias mengikuti pengajian ini. Tak hanya itu, siaran langsung melalui kanal digital Masjid Al-Akbar juga diikuti oleh lebih dua juta masyarakat dalam dan luar negeri.

Dalam pengajiannya, Syekh Fadhil menyampaikan penjelasannya dengan menjelaskan tafsir Jailani khususnya membedah Al-Quran Surat Al Baqoroh Ayat 74. Ia menjelaskan tentang sifat Bani Israil yang keras hatinya sehingga menutup hidayah dari Allah.

Baca Juga: Buka Kongres XVIII Muslimat NU, Presiden Puji Khofifah Seperti Jenderal Bintang 4

“Kerasnya bani Israil lebih ditekankan pada kerasnya hati. Kerasnya hati Bani Israil karena kesombongan yang kemudian membuat hatinya keras dan membatu. Hati yang lentur adalah hati yang takut pada Allah. Hati yang lentur itulah hati yang mudah dapat hidayah,” jelasnya.

Dalam ayat ini, ditafsirkan bahwa Allah memberi perumpamaan bahkan sebuah batu lebih baik dari hati Bani Israil. Ketika bebatuan bisa dilenturkan saat terkena tetesan air secara terus-menerus, hal ini tidak bisa terjadi pada hati Bani Israil.

“Kerasnya hati bani Israil tidak bisa lentur meski sudah dialiri sungai kemakrifatan dan keilmuan yang berasal dari lisan nabi nabi Allah,” terang Syekh Fadhil.

Baca Juga: Sebut Khofifah Bintang 4, Prabowo Ngaku Grogi Pidato depan Kongres XVIII Muslimat NU

“Ketika batu saja bisa pecah baik karena faktor dorongan dari dalam atau dari luar, maka tidak demikian dengan hatinya Bani Israil. Hatinya Bani Israil tidak bisa melentur meski disentuh dari dalam maupun dari luar saking kerasnya,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan MAS, Indar Parawansa menjelaskan bahwa kajian tafsir bersama Syekh Assayyid Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al Jailani, sudah berlangsung selama 12 kali.

Kegiatan ini menjadi momen berharga untuk mendalami tafsir Al-Quran sekaligus memperbanyak siraman ilmu untuk mendalami Alquran warga masyarakat Indonesia khususnya .

Baca Juga: Khofifah Santuni 1.200 Anak Yatim, Kiai Asep Berharap Kongres XVIII Muslimat NU Lancar

“Kajian ini insya Allah sudah masuk yang ke 12. Memang sejak awal kami meminta Syekh Fadhil memulai kajian dari awal surat Al-Fatihah. Makanya hari ini baru masuk surat Al-Baqarah ayat 74,” kata .

Ditegaskan , antusias jamaah mengikuti pengajian ini bisa dilihat tidak hanya dari yang datang ke Masjid Nasional Al Akbar saja. Melainkan juga yang mengikuti pengajian secara online.

Pihaknya optimistis melalui kegiatan ini, masyarakat bisa mendapatkan penguatan keilmuan dan diikuti kemanfaatan dan keberkahan ilmu yang didapatkan dari pengajian tafsir bersama Syekh Fadhil ini.

Baca Juga: Jelang Kongres XVIII Muslimat NU, Khofifah Sampaikan Maaf soal Kepadatan di Kawasan Jatim Expo

“Warga Indonesia ini adalah masyarakat yang sering baca manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani R.A. dan meneladani perilaku beliau,” kata .

Termasuk keteladanan Syekh Abdul Qadir Jailani yang memberi makan gratis pada fuqoro dan dhuafa dua kali sehari. Keteladanan tersebut telah dilakukan selama lebih 800 tahun hingga saat ini. Hal tersebut saat ini menjadi salah satu referensi Presiden RI Prabowo Subianto melalui program Makan Bergizi Gratis.

“Apa yang dilakukan Pak Presiden Prabowo ternyata salah satu referensinya adalah apa yang dilakukan Syekh Abdul Qadir Jailani. Hal itu beliau sampaikan saat pertemuan dengan kami beberapa waktu lalu sebelum dilantik,” pungkas . (dev/msn)

Baca Juga: Pesan Khofifah di HPN 2025 Bagi Insan Pers: Bagikan Pesan Edukatif Tentang Ketahanan Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO