SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya kembali menggelar Kajian Tafsir Al-Jailani, dengan menghadirkan langsung ulama besar, Syekh Assayyid Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al Jailani, Jumat (10/1/2025) malam.
Syekh Fadil Al Jailani yang mentahqiq tafsir Al Jailani setelah tersimpan di perpustakaan Vatikan selama 800 tahun. Komplit 30 juz manuscript tafsir ini ia temukan. Kemudian diteliti dan dikaji selama tiga puluh tahun dan saat ini telah ada terjemahan dalam bahasa Indonesia.
Baca Juga: Takut PKB Bubar, Khofifah Bakar Surat Pengunduran Diri Gus Dur
Ulama asal Istambul, Turki tersebut sengaja didatangkan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Khofifah Indar Parawansa, karena Syekh Fadhil sedang muhibah di Indonesia agar masyarakat Jatim mendapatkan kesempatan mendapatkan siraman ilmu secara langsung dari cicit Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Ribuan masyarakat dari seluruh Jatim antusias mengikuti pengajian ini. Tak hanya itu, siaran langsung melalui kanal digital Masjid Al-Akbar juga diikuti oleh lebih dua juta masyarakat dalam dan luar negeri.
Dalam pengajiannya, Syekh Fadhil menyampaikan penjelasannya dengan menjelaskan tafsir Jailani khususnya membedah Al-Quran Surat Al Baqoroh Ayat 74. Ia menjelaskan tentang sifat Bani Israil yang keras hatinya sehingga menutup hidayah dari Allah.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Tinjau Banjir Bandang di Bondowoso, Pastikan Penanganan Cepat dan Tepat
“Kerasnya bani Israil lebih ditekankan pada kerasnya hati. Kerasnya hati Bani Israil karena kesombongan yang kemudian membuat hatinya keras dan membatu. Hati yang lentur adalah hati yang takut pada Allah. Hati yang lentur itulah hati yang mudah dapat hidayah,” jelasnya.
Dalam ayat ini, ditafsirkan bahwa Allah memberi perumpamaan bahkan sebuah batu lebih baik dari hati Bani Israil. Ketika bebatuan bisa dilenturkan saat terkena tetesan air secara terus-menerus, hal ini tidak bisa terjadi pada hati Bani Israil.
“Kerasnya hati bani Israil tidak bisa lentur meski sudah dialiri sungai kemakrifatan dan keilmuan yang berasal dari lisan nabi nabi Allah,” terang Syekh Fadhil.
Baca Juga: Peringati Hari Gerakan Sejuta Pohon, Khofifah Ajak Masyarakat untuk Sedekah Oksigen
“Ketika batu saja bisa pecah baik karena faktor dorongan dari dalam atau dari luar, maka tidak demikian dengan hatinya Bani Israil. Hatinya Bani Israil tidak bisa melentur meski disentuh dari dalam maupun dari luar saking kerasnya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan MAS, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa kajian tafsir bersama Syekh Assayyid Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al Jailani, sudah berlangsung selama 12 kali.
Kegiatan ini menjadi momen berharga untuk mendalami tafsir Al-Quran sekaligus memperbanyak siraman ilmu untuk mendalami Alquran warga masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur.
Baca Juga: Ambil Sumpah Notaris, Kakanwil Kemenkum Jatim Minta agar Jaga Integritas
“Kajian ini insya Allah sudah masuk yang ke 12. Memang sejak awal kami meminta Syekh Fadhil memulai kajian dari awal surat Al-Fatihah. Makanya hari ini baru masuk surat Al-Baqarah ayat 74,” kata Khofifah.
Ditegaskan Khofifah, antusias jamaah mengikuti pengajian ini bisa dilihat tidak hanya dari yang datang ke Masjid Nasional Al Akbar saja. Melainkan juga yang mengikuti pengajian secara online.
Pihaknya optimistis melalui kegiatan ini, masyarakat bisa mendapatkan penguatan keilmuan dan diikuti kemanfaatan dan keberkahan ilmu yang didapatkan dari pengajian tafsir bersama Syekh Fadhil ini.
Baca Juga: Tinjau Peternakan di Pasuruan, Khofifah Tegaskan Pentingnya Proteksi Pasar Hewan saat Wabah PMK
“Warga Indonesia ini adalah masyarakat yang sering baca manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani R.A. dan meneladani perilaku beliau,” kata Khofifah.
Termasuk keteladanan Syekh Abdul Qadir Jailani yang memberi makan gratis pada fuqoro dan dhuafa dua kali sehari. Keteladanan tersebut telah dilakukan selama lebih 800 tahun hingga saat ini. Hal tersebut saat ini menjadi salah satu referensi Presiden RI Prabowo Subianto melalui program Makan Bergizi Gratis.
“Apa yang dilakukan Pak Presiden Prabowo ternyata salah satu referensinya adalah apa yang dilakukan Syekh Abdul Qadir Jailani. Hal itu beliau sampaikan saat pertemuan dengan kami beberapa waktu lalu sebelum dilantik,” pungkas Khofifah. (dev/msn)
Baca Juga: Tingkat Gemar Membaca Kota Kediri Peringkat 2 di Provinsi Jawa Timur, Pj Zanariah Beri Apresiasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News