GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menunjuk Petrokimia Gresik sebagai industri percontohan dalam penggunaan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) dalam rangka mengurangi emisi industri (dekarbonisasi).
Penunjukan perusahaan solusi agroindustri anggota holding pupuk Indonesia ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani Petrokimia Gresik bersama Kemenperin dan Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN) di Jakarta.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Sabet 8 Penghargaan di IGA 2025
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annugroho; bersama Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto; dan Direktur Uwin Resource Regeneration Inc. Chinh Hsiang Hsu.
Dwi Satriyo menyampaikan, Petrokimia Gresik memiliki komitmen kuat mengurangi emisi industri untuk mendukung program Net Zero Emission (NZE) yang ditarget Pemerintah tahun 2050.
Upaya ini juga merupakan arahan dari Kementerian BUMN dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang mendorong kehidupan harmonis dengan lingkungan dan alam.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Platinum Award dari Pj Gubernur Jatim
"Petrokimia Gresik telah lama menggencarkan program dekarbonisasi. Melalui serangkaian inisiatif yang terukur, upaya ini memastikan bahwa Petrokimia Gresik tidak hanya menerapkan prinsip-prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dalam kegiatan operasionalnya, tetapi juga patuh terhadap regulasi emisi yang berlaku," ucap Dwi Satriyo, Sabtu (25/1/2025).
Disampaikan Dwi Satriyo, dalam proyek dekarbonisasi, Petrokimia Gresik menggunakan teknologi CCU yang telah terbukti mempercepat penurunan emisi karbon industri.
Sementara UWIN merupakan perusahaan swasta manufaktur asal Taiwan yang memiliki teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (Carbon Capture and Utilization).
Baca Juga: Hadapi Proliga 2025, Petrokimia Gresik Bersama Pupuk Indonesia Launching Tim Voli Putri GPPI
"Dalam kerja sama ini, UWIN menyediakan mesin teknologi CCU, dan bertanggung jawab atas material yang digunakan atau dihasilkan dari mesin tersebut. Petrokimia Gresik sendiri bertugas menyediakan lahan untuk pemasangan mesin CCU,” tutur Dwi.
“Selain itu juga melengkapi utilitas listrik, air bersih, dan sumber daya lainnya yang diperlukan selama proyek percontohan," imbuhnya.
Lebih lanjut Dwi Satriyo menjelaskan, Petrokimia Gresik juga memiliki Roadmap dekarbonisasi yang akan dijalankan perusahaan tahun 2025 hingga tahun 2030. Antara lain, transisi energi dari batubara beralih ke gas alam pada Furnace di Pabrik Phonska IV, peralihan penggunaan BBM ke bahan bakar gas pada proses pemanasan di Pabrik Asam Sulfat II, Co-Firing biomassa, Pabrik Hybrid Green Ammonia, Pabrik Soda Ash, dan lainnya.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Bersama Kajati Jatim Teken MoU Bidang Hukum dan Tata Usaha Negara
"Dekarbonisasi ini sekaligus menjadi upaya Petrokimia Gresik untuk mendukung Pupuk Indonesia menjadi leader dalam industri hijau. Kepedulian pada lingkungan saat ini menjadi instrumen penting untuk meningkatkan daya saing bisnis, khususnya di pasar internasional," pungkasnya. (hud/msn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News