BANGSAONLINE.com - Inilah salah satu sisi buruk Facebook, terutama bagi wanita yang lemah iman. Seorang istri menulis pada akunnya di Facebook bercerita tentang dirinya yang terjebak perselingkuhan dan perzinahan akibat (sisi buruk) media sosial itu.
Semoga bisa kita jadikan renungan dan pelajaran bagi kita semua.
Baca Juga: Pria di Gresik Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri Sambil Disiarkan di Facebook
Berikut pengakuannya:
"Pernikahanku dengan Rudi (nama samaran) sudah memasuki tahun ke-10.
Selama itu hubunganku dengan Rudi sangat harmonis. Apalagi dengan kehadiran tiga buah hati kami.
Baca Juga: [HOAKS] Presiden Jokowi sedang Menatap Hidangan Babi yang Ada di Depannya
Namun, petaka di dalam keluargaku mulai muncul tatkala aku mengenal facebook (FB).
Gara-gara jejaring sosial inilah impianku untuk membangun rumah tangga yang utuh berantakan.
Aku yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tergoda dengan rayuan lelaki lain melalui FB.
Baca Juga: 15 Kata-kata Ucapan Terbaru Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 Cocok untuk Caption Medos dan WA
Cerita ini berawal ketika 2009 lalu aku diperkenalkan oleh suamiku tentang facebook.
Saat itu, aku yang hanya bekerja di dalam rumah seakan mendapat hiburan baru.
Suamiku pun senang karena melihat diriku tidak bosan menjaga anak di rumah. Sebulan mengenal facebook, aku menilai tak ada yang istimewa pada jaringan sosial ini.
Baca Juga: Merasa Tertipu saat Transaksi lewat Facebook, Warga Gampeng Kediri Lapor Polisi
Namun, setelah mengenal chat (ngobrol), aku mulai menikmatinya. Apalagi banyak yang ingin berkenalan denganku.
Baik itu laki-laki, maupun ibu-ibu.
Wajahku memang ayu. Kulitku putih bersih. Saat ini usiaku sekitar 34 tahun.
Baca Juga: Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Dicatut Orang Tak Dikenal untuk Modus Penipuan
Aku memasang foto profil yang cukup menarik di facebook.
Mungkin ini yang membuat banyak orang yang tertarik untuk berkenalan lebih jauh denganku.
Dari sekian banyak lelaki yang menyapa aku di facebook, ada beberapa lelaki yang mengaku tertarik kepadaku.
Baca Juga: Jual Miras, Dua Nelayan Asal Lamongan Diamankan Polisi Saat Kirim Pesanan COD di Kota Mojokerto
Walaupun saat itu aku mengatakan bahwa aku sudah punya anak dan suami. Sehingga, mereka tidak pantas untuk menyukaiku.
Awalnya aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook. Namun, setelah aku mengenal Salam (samaran), semuanya berubah.
Salam adalah salah satu pejabat di perusahaan BUMN di Sulsel. Salam betul-betul mampu menggoyahkan imanku. Bahasanya yang santun, dan caranya ia memerhatikanku di facebook telah membuat hati ini luluh.
Baca Juga: Difitnah Korupsi, Bupati Pasuruan Laporkan Sebuah Akun Facebook ke Polisi
Setiap hari kami ngobrol lewat facebook. Bahkan kami saling bertukar pikiran tentang rumah tangga kami masing-masing.
Ya … boleh dibilang kami saling curhat-curhatan. Dari sinilah perasaan aneh muncul, baik saya maupun Salam.
Akhirnya, Salam menyatakan sayangnya lewat chat dan ingin berjumpa denganku.
Baca Juga: Berdurasi 2 Menit, Video Pelakor Dilabrak Istri Sah di Sidoarjo Viral di Medsos
Aku yang sejak awal sudah tertarik dengan Salam tak mampu menolaknya.
Namun, aku masih malu-malu menyatakan suka kepadanya.
Setelah sekian bulan hanya chat di facebook, kami pun sepakat untuk bertemu.
Kami kemudian melakukan pertemuan di salah satu restoran di bilangan Makassar bagian barat.
Saat itu Salam datang seorang diri, sementara aku membawa anak bungsuku.
Walaupun, aku menyukainya, aku tak ingin pertemuan kami menimbulkan fitnah.
Perasaanku deg-degan saat bertemu dengan Salam.
Ia pun menyapaku dengan suara berat.
Ada yang lain muncul di dalam hatiku.
Di tempat itu, Salam pun kembali menyatakan ketertarikannya kepadaku.
Akupun menyatakan hal yang sama.
Pertemuan dengan Salam di restoran tersebut bukanlah hal yang terakhir.
Sejak pertemuan itu, kami pun sering janjian untuk bertemu.
Bahkan, kadang, aku bertemu dengan Salam seorang diri tanpa membawa anakku.
Kebetulan di rumah aku memiliki seorang pembantu rumah tangga.
Rupanya, inilah awal dari keretakan rumah tanggaku dengan Rudi.
Aku sudah mulai jarang di rumah tanpa sepengetahuan Rudi.
Maklum, setiap hari Rudi bekerja mulai dari pagi hingga malam.
Sementara, kadang aku selalu bertemu dengan Salam dari siang hingga sore.
Salam telah membuka mataku tentang indahnya dunia ini.
Ia mengajak aku shopping, wisata kuliner, dan mendatangi tempat-tempat hiburan lain.
Ini semua kulakukan tanpa harus mengeluarkan duit. Aku seakan-akan sudah terjebak dalam kehidupan foya-foya.
Walaupun aku sering foya-foya dengan Salam, sikapku di rumah tetap seperti biasa.
Aku tetap melayani suamiku ketika ia baru pulang dari kantor, termasuk mengurus pakaian dan makanannya saat ia akan ke kantor di pagi hari.
Setelah jalan bareng dengan Salam selama dua bulan, aku pun tak mampu menolak ajakan Salam untuk bertemu di hotel.
Saat itu Salam sudah membooking satu kamar di salah satu hotel berbintang di Makassar.
Sekitar pukul 11.00, aku datang menemuinya di kamar itu. Setelah kami berbincang-bincang selama beberapa menit, aku tak kuasa ketika Salam memeluk tubuhku.
Akhirnya, aku pun terjebak, dan rela melakukan hubungan suami istri dengan lelaki yang bukan suamiku sendiri.
Sejak peristiwa itu, kami sering melakukannya, dari satu hotel ke hotel yang lain.
Aku pun begitu menikmati kehidupanku ini.
Namun, hatiku setiap hari berteriak.
Aku tak rela mengkhianati suamiku yang sudah memberiku tiga orang anak.
Apalagi ia begitu baik dan begitu mempercayaiku.
Ia pun sangat disenangi oleh keluargaku.
Aku ingin lepas dari kehidupan Salam yang harus kuakui telah memberi warna baru dalam hidupku.
Ia pun mengaku tulus mencintaiku.
Di depanku juga ia mengaku berdosa telah mengkhianati istrinya.
Tapi, ia pun tak bisa meninggalkanku.
Bulan berganti bulan, kehidupanku tak ada yang berubah. Aku pun dan Salam masih tetap jalan bareng.
Bahkan, aku semakin takut kehilangannya.
Namun, peribahasa yang mengatakan, "sepandai- pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga" telah terbukti kepada diriku.
Sepandai-pandainya aku menyembunyikan hubunganku dengan Salam, akhirnya ketahuan juga oleh suamiku.
Aku ketahuan selingkuh setelah suamiku membaca SMS Salam yang berisi kata-kata mesra. Ia pun memaksa aku untuk mengaku.
Aku saat itu tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi suamiku langsung menghubungi nomor ponsel Salam.
Awalnya Salam membantah, dan mengatakan bahwa ia dan diriku hanya berteman.
Namun, setelah diancam oleh suamiku, Salam mengakuinya dan meminta maaf.
Namun, suamiku sudah terlanjur sakit.
Ia pun langsung menceraikanku.
Saat ini aku, dan Rudi masih dalam tahap perceraian.
Namun, dalam doaku setiap selesai shalat aku memohon maaf kepada Allah SWT, kepada suamiku, kepada anak-anakku dan kepada keluargaku karena aku telah menyia-nyiakan cinta mereka.
Aku ikhlas menerima ini semua atas konsekuensi dari perbuatanku sendiri. Namun, aku masih tetap berharap untuk bisa kembali bersama dengan Rudi, dan akan aku buktikan untuk menjadi istri yang baik."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News