NGAWI, BANGSAONLINE.com - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), khususnya penyulingan minyak cengkeh di Desa Wonosari Kecamatan Sine was-was memasuki musim penghujan ini. Sebab, keberadaan bahan baku daun cengkeh kering yang akan disuling menjadi minyak mulai langka meskipun harga daun kering berkisar Rp 2 ribu setiap kilogramnya saat ini.
“Kalau hujan seperti ini, memang membuat bingung. Daun cengkeh yang biasanya cukup mudah diperoleh, kini lumayan susah mendapatkanya meskipun harga daun cengkeh kering saya naikan dari petani,” terang salah satu pelaku UMKM penyulingan minyak cengkeh di Desa Wonosari, Suyatno, Minggu (13/12).
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Dengan kondisi cuaca yang mulai tidak bersahabat, Suyatno mengaku usaha penyulingan minyak cengkeh yang sudah digeluti selama 11 tahun mengalami penurunan produksi. Puncaknya, terjadi pada bulan Februari sampai Mei di mana produksi penyulingan minyak cengkeh berhenti total karena curah hujan berada di level tertinggi. Lesunya penyulingan ini terbukti dari 5 ketel destilasi berukuran 3 meter yang tersedia cuma satu yang dioperasikan menyusul berkurangnya bahan baku.
Kalau cuaca cerah, kata Suyatno, per harinya mampu menyuling dengan kapasitas 1 ton lebih daun kering karena mudah mendapatkan daun kering dari wilayah kecamatan sekitar Sine seperti di Ngrambe dan Jogorogo.
“Pas musim kemarau, misalkan antara Juli sampai Oktober, setiap harinya mampu berproduksi dengan menghasilkan minyak cengkeh lebih dari 10 kilogram. Tapi musim hujan kayak gini paling cuma 2 kilogram minyak. Itupun sudah nekat,” terangnya dengan sedih.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
Suyatno yang mengaku mulai usaha penyulingan minyak cengkeh sejak tahun 2002 lalu tersebut mengaku, butuh tingkat keuletan untuk bisa mampu bertahan. Terbukti, awalnya di sekitar Sine ada 4 UMKM penyulingan minyak cengkeh yang dikerjakan secara mandiri oleh beberapa warga. Tetapi, kurangnya permodalan membuat pelaku UMKM lambat laun gulung tikar.
Suyatno menjelaskan, setiap bahan baku 7 kwintal daun cengkeh kering akan menghasilkan minyak cengkeh 20 Kg dengan masing-masing kwintal mempunyai rendemen sebesar 2,85 persen. Untuk kapasitas produksi per bulannya rata-rata mencapai 540 kg minyak daun cengkeh dengan harga tertinggi Rp 160 ribu per kilogram.
Biasanya, minyak cengkeh yang dihasilkan akan dipasarkan ke pengepul di wilayah Semarang dan Surabaya. Tapi sayangnya usaha yang mempunyai prospek bagus tersebut kata Suyatno sampai sekarang ini belum ada campur tangan dari pemerintah. (nal/rev)
Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News