SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Politik memang dinamis, setidaknya itulah terjadi di Jawa Timur. Buktinya, Partai Demokrat yang pada pilgub 2008 dan 2013 lalu menjadi kekuatan politik pengganjal Khofifah Indar Parawansa, kini berbeda 180 derajat. Pada Pilgub 2018 mendatang partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini justru condong mendukung Khofifah ketimbang Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang notabene pasangan duet Soekarwo (Pakde Karwo) dalam dua kali pilgub. Tampaknya memang pada 2018 inilah momentum bagi Khofifah untuk jadi Gubernur Jatim.
Sumber BANGSAONLINE.com menyebutkan, nama Khofifah muncul dalam rapat DPD Partai Demokrat yang khusus mendiskusikan rencana partai menyongsong Pilgub yang akan dihelat bulan Juni tahun 2018. Dari rapat itu satu-satunya nama yang diusulkan adalah Khofifah, tak ada nama lain termasuk Gus Ipul. Padahal Gus Ipul punya harapan besar disokong Pakde Karwo lewat Partai Demokrat yang dipimpinnya
Baca Juga: Risma-Gus Hans Janji Ngantor di Daerah
"Selasa (12/1) malam, kita sudah rapat. Salah satu agenda soal pilgub 2018. Nama yang muncul Bu Khofifah,” ungkap sumber BANGSAONLINE.com yang namanya tidak mau disebutkan.
Wakil Ketua Partai Demokrat bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK), Hartoyo tak membantah kabar tersebut. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim itu bahkan memberi penegasan kalau Partai Demokrat saat ini mencari figur yang minimal bisa mendekati kemampuan Pakde Karwo dalam memimpin Jatim. Diakui politisi berlatar advokat itu, salah satu nama yang kemungkinan masuk adalah Khofifah Indar parawansa yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial RI.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC Demokrat Kota Surabaya ini melanjutkan, partai akan membuka komunikasi politik dengan sejumlah figur dan partai politik termasuk di antaranya dengan sang Ketua Umum Muslimat NU. Bagi dia, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Terlebih persaingan antara Pakde dan Khofifah hanya terjadi dalam kontestasi pilgub, bukan persaingan antar personal.
Baca Juga: Ngalap Berkah Lewat Sholawatan di Bangkalan, Khofifah Ajak Warga Tak Golput
"Tidak ada yang mustahil dalam politik, termasuk mengusung Khofifah. Namun hal itu harus melalui proses politik dan keputusan DPP. Saat ini yang penting adalah membuka komunikasi politik yang selebar-lebarnya," tutur anggota dewan asal daerah pemilihan Surabaya dan Sidoarjo itu.
Pernyataan salah satu orang kepercayaan Pakde itu tampaknya bukan sekedar klaim. Sebab, belakangan hubungan antara Khofifah dengan Pakde Karwo sangat harmonis. Terakhir, kedua alumni Universitas Airlangga (Unair) itu justru saling puji saat pembukaan Konferwil Muslimat NU Jatim di Malang yang berlangsung pada 8 - 10 Januari 2016 lalu.
Di depan ratusan warga Muslimat NU Soekarwo memuji peran Khofifah yang luar biasa di Kementerian Sosial (Kemensos). Sedang si Menteri Sosial memuji keberanian Soekarwo menutup 16 lokalisasi yang ada di Jawa Timur, meski masih menyisakan satu kawasan di Mojokerto.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Kemenangan Khofifah-Emil, Ketua PKS Jatim: InsyaAllah Kemenangan Penuh Berkah
Menariknya lagi, saling puji kedua tokoh ini diucapkan di depan Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul, Ketua DPRD Jawa Timur, Halim Iskandar, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Mutawakil Alallah, dan ratusan Muslimat NU.
Ini menarik karena Gus Ipul bakal maju di Pilgub Jawa Timur 2018. Begitu juga sepupunya, Halim Iskandar, bersikeras ikut bersaing di pentas demokrasi lima tahunan di Jawa Timur.
"Ini bukan karena di depannya Bu Menteri, asli ini. Kita hormat pada beliau. Beliau salah satu menteri terdepan di Pemerintahan Pak Jokowi. Hebat. Saya terus terang bu, saya lihat ibu jalan-jalan di Puncak Jaya WIjaya, saya itu ndak naik aja ngeri, ibu tenang-tenang saja di sana. Jadi Muslimat punya ketua umum yang luar biasa. Asli ini pendapat asli," puji Soekarwo menutup pidatonya, saat membuka Konferwil Muslimat NU Jawa Timur di Malang, Jumat (8/1).
Baca Juga: Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan, Puluhan Ribu Masyarakat Siap Kawal Suara Khofifah-Emil
Pujian orang nomor satu di Jawa Timur ini langsung direspon tepuk tangan oleh ibu-ibu Muslimat NU. Sementara Gus Ipul, yang duduk bersebelahan dengan Gus Halim (sapaan akrab Halim Iskandar), tampak tak seperti biasanya. Gus Ipul yang biasanya selalu tertawa melucu, terpingkal-pingkal mendengar pidato Soekarwo yang dibumbui joke-joke segar, justru banyak diam dan kaku dalam acara Konferwil Muslimat NU itu.
Sementara Khofifah, di sela pidatonya memuji Soekarwo, yang menurut dia berani menginstruksikan daerah-daerah untuk menutup seluruh lokalisasi di daerahnya, termasuk Gang Dolly di Surabaya.
Khofifah juga membahas masalah tingginya pengidap HIV/AIDS, AIDS, narkoba dan kasus kekerasan seksual anak saat kali pertama menjabat sebagai Menteri Sosial. Khofifah mengumpulkan timnya untuk mencari tahu penyebab masalah tersebut.
Baca Juga: Relawan Jari Mata Siap Kawal Kemenangan Khofifah-Emil Hingga Akhir
"Lokalisasi terbanyak ternyata di Jawa Timur. Ketika Pak Gubernur (Soekarwo) bertekad membersihkan lokalisasi di Jawa Timur, ya memang itu yang harus dilakukan. Kalau lokalisasi yang sudah bertahun-tahun, (saat ditutup) sekarang kita petik AIDS. Itu (penderita AIDS) nomor satu di Jawa Timur, karena memang lokalisasinya banyak," kata Khofifah memuji keberanian Soekarwo menutup lokalisasi di seluruh Jawa Timur.
Dia melanjutkan, "2015 kemarin, 16 lokalisasi bisa ditutup. Cuma satu. Masih ada satu di Mojokerto yang belum ditutup. Tapi yang AIDS sudah terlanjur AIDS," ucap Khofifah.
Saling puji di depan umum ini - apalagi depan para pengurus Muslimat NU - tentu merupakan sinyal positif, baik bagi Khofifah maupun Seokarwo. Paling tidak, Soekarwo baik sebagai Gubernur maupun ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur sudah memberi sinyal politik positif bagi Khofifah menuju kursi Jawa Timur Satu. (mdr/rev)
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News